Senin 18 Dec 2017 18:44 WIB

BPH Migas Prediksi Kenaikan Konsumsi BBM Capai 26 Persen

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas membantu konsumen mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Ahad (17/12).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas membantu konsumen mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada kendaraan di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Ahad (17/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Natal dan Tahun baru, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memprediksi kenaikan konsumsi volume BBM hingga 26,3 persen dibandingkan konsumsi harian. Puncak konsumsi diprediksi oleh BPH Migas akan jatuh pada 23 Desember mendatang.

BPH Migas bersama Pertamina dan PLN membuat posko pemantauan di BPH Migas dan memastikan pasokan BBM serta listrik aman pada Natal dan Tahun baru nanti. Ketua BPH Migas, Fanshuruallah Asa mengatakan PLN, BPH Migas dan Pertamina memastikan pasokan listrik dan BBM akan terjamin untuk masyarakat.
 
Pria yang akrab disapa Ifan ini menjelaskan, BPH Migas mencatat Premium diprediksi akan mengalami peningkatan sebesar dua persen dari keadaan normal 31.971 kl menjadi 32.610 kl. Pertalite juga akan mengalami peningkatan konsumsi sebesar 12 persen dari 42.201 kl menjadi 47.430 kl. Pertamax juga mengalami peningkatan dari sekitar 16 ribu kl pada hari normal menjadi 17.156 kl. Kemudian, Pertamax Turbo juga mengalami peningkatan sebesar 15 persen dari semula 748 kl menjadi 864 kl.
 
"Konsumsi masyarakat akan meningkat jelang natal dan tahun baru. Kami posko ESDM memastikan untuk menjaga pasokan agar aman," ujar Ifan di Kantor BPH Migas, Senin (18/12).
 
Meski jenis BBM seperti Pertamax, Pertalite dan Premium mengalami kenaikan, Ifan mengatakan untuk solar konsumsinya akan menurun. Sebab, adanya pembatasan kendaraan seperti truk yang akan dibatasi jelang H-3 sampai H+3 Natal dan Tahun baru.
 
Ifan mengatakan solar diprediksi akan mengalami penurunan sebesar enam persen pada Natal dan Tahun Baru 2018 mendatang. Dari semula konsumsi normal 37.019 kl menjadi 33.216 kl.
 
"Penurunan konsumsi solar ini dikarenakan pembatasan operasional angkutan barang pada H-3 dan H+3 libur Natal dan penurunan kegiatan transportasi komoditas industri akan berdampak pada penurunan konsumsi solar," ujar Ifan.
 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement