Senin 18 Dec 2017 17:38 WIB

Mendag Sebut Harga Telur dan Daging Ayam akan Kembali Normal

Red: Nur Aini
Pedagang daging ayam melayani pembeli, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (26/5). Menjelang Ramadhan, daging ayam mengalami kenaikan dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kologram..
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pedagang daging ayam melayani pembeli, di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (26/5). Menjelang Ramadhan, daging ayam mengalami kenaikan dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 per kologram..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa harga daging ayam dan telur ayam akan kembali normal setelah mengalami kenaikan.

"Tadi pagi sudah ada laporan bahwa pasokan daging ayam dan telur ayam di beberapa wilayah sudah kembali normal, sehingga sebentar lagi harga akan kembali seperti biasa," kata Enggartiasto Lukita di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (18/12).

Mendag sempat heran adanya kenaikan harga ayam dan telur tersebut, padahal jumlah serapan tidak seperti ketika menghadapi libur Lebaran. "Libur Natal dan Tahun Baru ini serapannya tidak seperti lebaran, tapi kok harganya naik seperti lebaran," kata Mendag. Setelah ditelusuri ternyata pasokan dari peternak yang kurang, sebab beberapa daerah banyak ayam yang sakit.

Namun, ia menyatakan bahwa keadaan pasokan sudah membaik ke angka normal. Di sejumlah daerah, harga telur ayam per butir naik hingga Rp 2.000, padahal harga normalnya adalah Rp 1.500, seperti di daerah Palu.

Kemudian di daerah Bojonegoro harga telur per kilogram sempat di angka Rp 24 ribu dari normalnya adalah Rp 21.500. Sementara itu, terkait kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya Enggartiasto Lukita menggencarkan operasi pasar untuk memantau harga beras jelang libur Natal dan tahun baru.

"Segera akan dilakukan mengenai operasi pasar beras medium, sekarang yang besar-besaran adalah intensif betul masuk ke kota kabupaten, kemudian dipersempit lagi ke daerah yang serapannya tinggi," ujarnya.

Ia menjelaskan bahkan operasi akan sampai dilakukan di warung-warung kecil yang biasa langsung didatangi oleh para pembeli. Warung-warung kecil tersebut akan dipasok beras medium dari Bulog melalui mitranya atau downliner-nya. Sehingga dengan skema tersebut, pedagang juga masih dapat keuntungan.

Harga Eceran Tertinggi (HET) telah ditetapkan yaitu sebesar Rp 9.450. "Bulog tidak usah menjual di pasar yang diluar harga yang ditentukan, pokoknya kita berada di harga Rp 9450," ucapnya.

Selanjutnya, Enggar juga menjelaskan bahwa memang terdapat HET yang berbeda yaitu pada angka Rp 9.950, tetapi itu hanya pada titik tertentu saja, bukan mayoritas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement