REPUBLIKA.CO.ID,LEMBANG -- Sejumlah petani sayuran di Lembang, Kabupaten Bandung Barat mengaku belum pernah mendapatkan kartu tani yang berguna untuk bisa memperoleh pupuk bersubsidi dari pemerintah. Akibatnya, sebagian petani belum pernah mendapatkan pupuk bersubsidi.
Salah seorang Petani asal Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Dadan Kartiwa (37) mengungkapkan selama 15 tahun berkecimpung di dunia pertanian tidak pernah mengetahui tentang program kartu tani bagi para petani. Bahkan, ia tidak pernah mendapatkan barang tersebut ataupun sosialisasi.
"Kami belum pernah melihat fisiknya apalagi memegang kartunya," ujarnya, Jumat (15/12). Katanya, seharusnya program tersebut tersosialisasikan dengan baik kepada seluruh petani sehingga mereka bisa mendapatkan kartu tani dan bisa mengakses pupuk bersubsidi.
Selama ini banyak petani sayuran yang belum pernah mendapat pupuk bersubsidi. Sehingga ia menuturkan para petani terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga yang jauh lebih mahal. "Kami terpaksa memakai pupuk kandang dioplos pupuk non bersubsidi. Sampai sekarang belum pernah pakai pupuk subsidi karena tidak sampai ke kita barangnya," ujarnya.
Sementara itu, Ayi (38) petani lainnya mengkritik model sosialisasi penyaluran kartu tani yang dilakukan pemerintah. Sebab mereka yang seharusnya berhak mendapatkan malah tidak pernah memegang kartu tersebut. Ia menganggap pemerintah lebih memperhatikan petani yang sudah eksis.
"Mereka yang mendapat bantuan hanya kelompok-kelompok tertentu saja yang dekat dengan pemerintah," ungkapnya. Dirinya menantang pemerintah daerah untuk mendata kelompok tani di Lembang untuk memastikan apakah benar ada atau tidak.
"Nasib petani di ujung tanduk. Pupuk juga langka di Lembang," katanya. Ia meminta pemerintah daerah agar lebih merata dalam menyalurkan bantuan pertanian kepada para petani.