Sabtu 16 Dec 2017 04:09 WIB

Neraca Perdagangan November Berkurang, Ini Penyebabnya

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Surabaya.
Foto: Dokumen
Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada November 2017 tercatat mengalami surplus 0,13 miliar dolar AS. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan surplus Oktober 2017 sebesar 1,00 miliar dolar AS.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman, surplus yang lebih rendah tersebut dipengaruhi oleh turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan naiknya defisit neraca perdagangan migas.

"Namun demikian, secara kumulatif Januari-November 2017, surplus neraca perdagangan tercatat 12,02 miliar dolar AS, jauh lebih besar dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,48 miliar dolar AS," ujar Agusman, Jumat (15/12).

Neraca perdagangan nonmigas pada November 2017 mencatat surplus 1,09 miliar dolar AS. Surplus tersebut ditopang oleh ekspor nonmigas sebesar 14,01 miliar dolar AS atau meningkat 0,25 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya.

Peningkatan ekspor nonmigas terutama didorong oleh naiknya ekspor lemak dan minyak hewani/nabati, perhiasan/permata, alas kaki, barang rajutan, serta besi dan baja. Di sisi lain, impor nonmigas mencatat kenaikan yang lebih besar yakni 0,89 miliar dolar AS (mtm) menjadi 12,92 miliar dolar AS pada periode yang sama.

"Peningkatan impor nonmigas terutama disebabkan oleh naiknya impor mesin dan pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, kendaraan dan bagiannya, perangkat optik, serta kapal terbang dan bagiannya," tutur Agusman.

Agusman menambahkan, peningkatan impor nonmigas yang lebih tinggi dari peningkatan ekspor nonmigas menyebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas pada November 2017 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yakni menjadi 1,09 miliar dolar AS.

Dengan perkembangan tersebut, surplus neraca perdagangan nonmigas secara kumulatif Januari-November 2017 mencapai 19,58 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 13,67 miliar dolar AS.

Neraca perdagangan migas mencatat defisit sebesar 0,96 miliar dolar AS pada November 2017. Defisit tersebut lebih besar dibanding defisit pada Oktober 2017 yang sebesar 0,73 miliar dolar AS.

Meningkatnya defisit neraca perdagangan migas tersebut didorong oleh peningkatan impor migas sebesar 0,03 miliar dolar AS (mtm) yang disertai penurunan ekspor migas sebesar 0,21 miliar dolar AS (mtm).

"Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan migas sepanjang periode Januari-November 2017 tercatat 7,56 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan defisit pada periode yang sama tahun 2016 yang sebesar 5,18 miliar dolar AS," kata Agusman.

Agusman mengatakan, Bank Indonesia memandang bahwa kinerja neraca perdagangan pada November 2017 positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan. Ke depan, kinerja neraca perdagangan diperkirakan terus membaik seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi dunia dan tetap tingginya harga komoditas global.

"Perkembangan tersebut akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dan kinerja transaksi berjalan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement