REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Ciamis mengadakan operasi pasar di pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat sejak Senin, (11/12). Namun kegiatan operasi pasar itu kurang memperoleh antusiasme yang baik dari masyarakat.
Wakil Kepala Bulog Subdivre Ciamis Firmansyah mengatakan kehadiran operasi pasar merupakan permintaan dari satgas pangan. Sebab harga acuan komoditas di pasar Cikurubuk dianggap berpengaruh di wilayah Priangan Timur. Sehingga digelar operasi pasar disana guna bisa ikut menekan harga.
"Mekanismenya ada permintaan dari satgas pangan pusat (Mabes Polri) lewat telegram karena pasar ini dianggapi jadi pusat di Priangan Timur,makanya kami gelar operasi pasar disini," katanya pada wartawan, Jumat (15/12).
Ia menyebut kegiatan operasi pasar akan terus dilangsungkan hingga akhir tahun. Namun ia mengakui penjualan barang dalam operasi pasar belum maksimal. Menurutnya hal itu terjadi karena merek produk belum dikenal luas masyarakat.
"Tiap harinya hanya laku beberapa karung saja kalau beras ukuran 5 kilo, mungkin karena mereknya belum terkenal. Paling banyak dibeli minyak goreng sama gula sekitar belasan bungkus,tapi masyarakat suka nanyain juga mereknya ini," ujarnya.
Diketahui, terdapat enam komoditas yang dijual di operasi pasar Bulog yaitu beras, minyak goreng, gula, bawang merah, bawang putih dan daging beku. Untuk harga beras medium senilai 9.300 rupiah per kilogram dan kualitas premium 12.200 ribu. Adapun minyak dihargai 12 ribu per liter. Tak jauh pula harganya dengan gula yaitu 12.200 per kilo. Berikutnya harga bawang merah (18 ribu per kilo), bawang putih (17 ribu per kilo), telur (22.500 per kilo) dan daging beku (80 ribu per kilo).
"Semuanya ada kami stok, kecuali daging agak susah karena harus pakai pendingin, paling hanya kami bawa sedikit," ucapnya.