REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore (14/12), bergerak menguat sebesar 29 poin menjadi Rp13.561 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.590 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar AS seiring dengan ekspektasi pelaku pasar Bank Indonesia akan mempertahankan BI 7-Day Repo Rate.
"Sepanjang perdagangan fluktuasi rupiah relatif stabil dengan kecenderungan menguat, setelah Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga menunjukan stabilitas ekonomi yang terjaga, sehingga diharapkan apresiasi mata uang domestik berlanjut ke depannya," katanya di Jakarta, Kamis.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13-14 Desember 2017 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,50 persen dan Lending Facility tetap sebesar 5,00 persen, berlaku efektif sejak 15 Desember 2017.
Ia menambahkan pasar juga optimistis ekonomi nasional pada 2017 akan tumbuh sekitar 5,1 persen, kondisi itu dapat menambah dorongan bagi fluktuasi rupiah di pasar valas domestik. "Pembangunan proyek infrastruktur yang telah gencar dilaksanakan menjadi salah satu faktor yang mendorong ekonmi tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumya," katanya.
Analis Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang sesuai dengan proyeksi pasar dengan menaikan suku bunganya turut menambah sentimen positif di pasar keuangan domestik.
"Kendati demikian, meski situasi domestik kondusif, pelaku pasar diharapkan tetap waspada mengingat sejumlah sentimen eksternal cukup bervariasi," ujarnya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (14/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 13.565 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.589 per dolar AS.