Rabu 04 Oct 2017 09:00 WIB

Lestarikan Batik Gedog dengan Membuka Pintu ke Pasar Global

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Aktivitas membuat batik gedog.
Foto: semen indonesia
Aktivitas membuat batik gedog.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik Gedog produksi rumah batak Sekar Ayu turut menyelamatkan kelestarian batik gedog. Produksi batik ini bisa lebih berkelanjutan dengan terbukanya peluang ke pasar global.

Pendiri Rumah Batik Sekar Ayu, Uswatun Hasanan, menyampaikan, setelah menunjukkan kesungguhan belajar secara mandiri membuat batik gedog pada 1985, ia akhirnya diajari langsung oleh ibunya, Mbah Karsipah. Mbah Karsipah adalah satu dari tiga pebatik gedod yang tersisa di Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Tuban, ketika itu.
 
Nama gedog sendiri berasal dari bunyi dog dog dog yang dihasilkan alat pembuat kain batik ini. Sementara motif khas batik ini adalah burung Lok Can. Kini, setidaknya 40 motif baru karya rumah batik Sekar Ayu berhasil dipatenkan.
 
Uswatun tidak memonopoli kemahirannya. Ia mengajarkan kemahirannya kepada anak-anak di desa-desa di sekitar. Saat ini, setidaknya satu rumah di Desa Kedungrejo memiliki satu pebatik. 250 di antaranya membatik untuk rumah batik Sekar Ayu.
Upaya pelestarian batik gedog oleh Uswatu kemudian didukung Semen Gresik.
 
Pelatihan-pelatihan batik Uswatun dibantu gelarannya pelatihan. Tak hanya itu, produksi batik gedog di Sekar Ayu makin meningkat setelah batik ini dikenalkan Semen Indonesia ke luar Jawa dan pasar global melalui pameran domestik dan internasional. Bahkan, Semen Indonesia adalah salah satu konsumen batik gedog produksi Sekar Ayu.
 
''Sekali acara, Semen Gresik bisa memesan sampai 600 helai," ujar Uswatun seperti didokumentasikan dalam Buku UKM Indonesia, Tumbuh dan Maju Bersama Semen Indonesia.
 
Tumbuh besar dan dikenal di manca negara bukan tanpa godaan. Saat berpameran di Batam, Uswatun ditawari pindah ke Batam. Uswatun bergeming. ''Saya tak mau, nanti batik dan tenun diakui mereka. Percuma usaha bertahun-tahun selama ini d Kedungrejo,'' ucap Uswatun.
 
Kendala lain terjadi saat peristiwa bom Bali terjadi. Pariwisata di sana terguncang sehingga barang-barang yang ia kirim ke sana macet bayar. Hal itu turut membuat cicilan pinjamannya ke Semen Indonesia ikut tersendat. Beruntung Semen Indonesia justru menyemangati agar Uswatun tak patah semangat.
 
Uswatun pernah memenangkan Anugerah UKM Semen Gresik 2010 sebagai pemenang utama. Pemerintah juga menganugerahi Uswatun dengan penghargaan Upakarti pada 2010 atas usahanya melestarikan batik gedog.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement