Senin 11 Dec 2017 19:58 WIB

Optimisme Bank BJB di 2018

 Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Hakim Putratama (kiri) dan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memberikan paparan pada Economic Outlook dan Perbankan Tahun 2018, di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (8/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Hakim Putratama (kiri) dan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memberikan paparan pada Economic Outlook dan Perbankan Tahun 2018, di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bank BJB menyikapi tantangan ekonomi 2018 dengan optimisme. Bahkan, bank nasional yang masuk dalam 15 bank terbesar di Tanah Air itu berani menaikan sejumlah indikator kinerja bisnisnya di 2018.

Sejumlah indikator bisnis yang ditargetkan naik di 2018, yakni aset tumbuh delapan persen dengan market share 1,53 persen, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 11,82 persen dengan market share 1,55 persen, dan kredit tumbuh 12 persen dengan market share 1,59 persen.

Dirut Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, dalam mencapai pertumbuhan-pertumbuhan itu, rencananya Bank BJB akan menggulirkan sejumlah produk maupun aktivitas. Di antaranya ‘Produk Si Muda’, ‘Kustodian Reksadana’, channeling, kerjasama pemasaran produk bancassurance dengan perusahaan asuransi, pengembangan aplikasi penyaluran dana BOS non-tunai ‘Si BOS’, serta kerjasama dengan Mass Express sebagai remittance agent melalui bjb quickcash web portal.

Upaya lain, sebut Irfan, yakni menjalin kerjasama dengan mobile remittance system provider dalam atau luar negeri, kerjasama dengan Bank BCA, bekerja sama dengan remittance agent, bjb Mobile Remittance, hingga kerjasama dengan Bank Al-Rajhi.

Sementara strategi lain yang hendak dilakukan Bank BJB di 2018, yaitu menjaga pertumbuhan casa dan transaksional banking, untuk mempertahankan likuiditas yang sustainable, meningkatkan penyaluran kredit yang berkualitas, menekan tingkat rasio kredit bermasalah (NPL), mendorong peningkatan fee based, penguatan permodalan bank, serta memperkuat sinergi bidang penunjang dengan kebutuhan bisnis dalam memperluas ekspansi.

‘’Kami optimistis, semua itu akan tercapai di 2018,’’ ujar Irfan dalam siaran pers yang diterima Republika, belum lama ini. Kata dia, optimisme Bank BJB disandarkan terhadap pandangan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang menyatakan angka pertumbuhan ekonomi nasional 5,4 persen.

Pandangan Menkeu itu, kata Irfan, merupakan skenario optimistis namun cukup realistis untuk dicapai. Selain itu, papar dia, dana moneter internasional (IMF) juga memandang positif pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Perekonomian Indonesia berada dalam trend pemulihan yang ditandai dengan semakin tingginya pertumbuhan ekonomi yang dicapai dari 5,01 persen  pada 2015, menuju pada level 5,3 persen pada tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement