REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintah menjamin stok dan pasokan pangan di Nusa Tengggara Timur (NTT) aman. NTT menjadi salah satu provinsi yang mayoritas merayakan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2018.
"Dengan kondisi amannya stok dan pasokan pangan di NTT, kita tetap harus waspada terhadap potensi timbulnya masalah distribusi dan penimbunan," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya dalam Rapat Koordinasi (Rakor) pengamanan stabilisasi harga dan pasokan pangan jelang HBKN di Kupang, Senin (11/12).
Pun, Frans meminta Satuan Tugas (Satgas) pangan menindak tegas apabila ada yang melakukan penimbunan barang.Para distributor membuat komitmen kepada pengecer untuk tidak menaikkan harga terlalu tinggi.
"Jangan ada pihak yang memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan banyak dengan menaikkan harga, dan jika diperlukan kita lakukan operasi pasar," kata dia.
Senada dengan Gubernut NTT, Staf Ahli Menteri Perdagangan bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga Suhanto menambahkan, pelaku usaha sebagai ujung tombak dalam fluktuasi harga diimbau tidak memanfaatkan momen HBKN untuk melakukan spekulasi dengan menjual harga di atas kewajaran.
"Pelaku usaha distribusi bahan pangan pokok juga diwajibkan untuk mendaftar dan melaporkan stok, pengadaan dan penyaluran barang yang diperdagangkan," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Tri Agustin Satriani menyampaikan, setelah memperhitungkan kondisi ketersediaan pangan nasional, pihaknya menjamin stok pangan menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 secara umum aman, bahkan terhitung surplus.
Berdasarkan prognosa persediaan pangan di NTT posisi November 2017, beras mencapai 157.618 ton, 61.293 tonjagung, gula pasir 5.677 ton, telur ayam 942 ton, terigu 4.626 ton, minyak goreng 4.918 ton dan kedelai 846 ton. "Kondisi stok pangan ini cukup untuk tiga hingga empat bulan ke depan," kata dia.
Laporan Kepala Bank Indonesia NTT Naik Tigor Sinaga menyebutkan, inflasi di provinsi ini cukup terkendali meski cenderung lebih tinggi pada akhir tahun. Selain itu, pengaruh cuaca juga diakuinya dapat menghambat distribusi.