Jumat 08 Dec 2017 06:07 WIB

Dewan Dawah Dukung Gubernur BI Mendapatkan IDB Prize

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Gubernur BI Agus DW Martowardojo
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Gubernur BI Agus DW Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dawah Islamiyah Indonesia, Mohammad Siddik, telah mengirimkan rekomendasi atas nominasi Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardoyo agar dapat memenangkan IDB Prize dalam sidang tahunan Dewan Gubernur Islamic Development Bank di Tunisia. IDB Prize diberikan kepada individu ataupun lembaga yang memiliki peran istimewa dalam mempromosikan perekonomian dan perbankan Islam.

Mohammad Siddiq yang juga pernah menjabat Direktur IDB di Jeddah dan Direktur IDB Regional Asia-Pasific di Kualalumpur menilai Agus Martowardojo layak meraih IDB Prize mengingat peranannya selama ini mengembangkan perekonomian dan perbankan Islam.

Ketika menjabat IDB, Mohammad Siddik banyak menggolkan bantuan IDB untuk industri, di bidang infrastruktur, telekomunikasi, teaching hospital di berbagai Universitas Negeri. Kontribusi yang paling menonjol adalah Konversi 14 IAIN menjadi UIN secara bertahap sejak 1998.

Menurut Siddik, perkembangan positif keuangan dan perbankan syariah di Indonesia belakangan ini tidak dapat dilepaskan dari peran Bank Indonesia sebagai regulator kebijakan moneter di Tanah Air. "Dari sisi pengelolaan moneter, Bank Indonesia secara khusus membangun Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah yang berperan aktif mengembangkan ekonomi dan perbankan syariah," jelasnya melalui siaran pers, Kamis (7/12).

Bank Indonesia bekerja sama dengan Islamic Research and Training Institute (IRTI) telah menyelesaikan Zakat Management Core Principles dan diluncurkan pada United Nations World Humanitarian Summit 2016 pada 23-24 Mei 2016 bertempat di Istanbul, Turki yang dihadiri oleh kepala negara dari berbagai negeri anggota IDB.

Saat ini, Bank Indonesia juga sedang menyusun Waqf Management Core Principles, Technical Notes on Good Amil Governance dan Risk Management Framework for Zakat Institutions. Selain itu, sejumlah publikasi penting juga telah diterbitkan oleh Bank Indonesia.

Ini melalui Seri Ekonomi dan Keuangan Syariah ditujukan untuk menambah referensi bahan ajar tingkat Strata 1 (S1) yang berkualitas, baik dari sisi teori, praktik maupun metoda analisa yang terkini dalam area ekonomi dan keuangan syariah. Ada tiga publikasi utama, yakni Wakaf: Pengaturan dan Tata Kelola yang Efektif; Usaha Mikro Islami; serta Pengelolaan Zakat yang Efektif: Konsep dan Praktik di Beberapa Negara

"Penyusunan modul-modul ini merupakan salah satu bentuk konkret dukungan Bank Indonesia dalam mendorong perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di tanah air melalui peningkatan kapasitas sumber daya insani," imbuhnya.

Siddik menilai, seluruh inovasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia tersebut tidak dapat dilepaskan dari visi dan dukungan Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardoyo, yang terus mendorong jajaran stafnya untuk memperkuat dan menyinergikan regulasi keuangan syariah di tanah air. Seluruh terobosan itu dianggap semakin memperkuat kontribusi Indonesia di ranah keuangan syariah global.

"Sehubungan dengan itu, Dewan Dawah menganggap Bapak Agus DW Martowardoyo layak untuk dinominasikan sebagai penerima IDB Prize in Islamic Banking and Finance 2018," ungkapnya.

Penghargaan tersebut akan memberikan manfaat besar bagi Indonesia. Karena akan memperkuat profil Indonesia di antara negara-negara anggota OKI dan IDB, serta QISMUT (Qatar, Indonesia, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Turki) yang dewasa ini dianggap sebagai acuan dalam pengembangan industri keuangan syariah. Bahkan, kapasitas pengelolaan keuangan syariah dapat menjadi salah satu mitra diplomasi Indonesia di masa depan.

"Di sisi lain, proses nominasi resmi untuk Agus DW Martowardoyo akan meningkatkan keberpihakan IDB kepada Indonesia sebagai salah satu negara anggota yang paling penting dan akan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara referensi untuk pengembangan keuangan syariah, khususnya untuk keuangan mikro dan peran zakat sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan," terangnya.

Selain itu, Dewan Dawah memandang Gubernur BI telah banyak memberikan dorongan kepada pengembangan ekonomi dan perbankan Islam sejak menjadi Dirut BII (mendirikan BII Syariah).

Kemudian ketika Agus menjadi Dirut Bank Mandiri dengan dukungannya kepada pengembangan Bank Syariah Mandiri sehingga menjadi Bank Syariah terbesar di Indonesia. Ketika menjadi Menteri keuangan RI dan sekarang Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo juga telah menunjukkan dukungannya, baik dalam kelembagaan, peraturan-pertaruran (governance), prinsip dan nilai-nilai ekonomi syariah pada umumnya dan pengembangan Islam pada khususnya.

Sampai saat ini IDB telah memberikan 36 IDB Prize baik untuk individu maupun lembaga, dan belum pernah ada nominasi dari Indonesia. Ketika Dewan Dawah mendapat informasi tentang nominasi Agus DW Martowardoyo untuk IDB Prize, Mohammad Siddik yang pernah berikiprah di IDB selama 17 tahun merasa terdorong untuk memberikan rekomendasi dengan mengirimkan rekomendasi melalui Konsulat Jenderal di Jeddah yang merupakan perwakilan RI yang paling dekat dengan IDB.

"Dewan Dawah berharap nominasi Agus DW Martowardoyo dipertimbangkan karena peranannya dalam pembinaan dan pengembangan social finance termasuk zakat dengan dukunganya lepada BAZNAS, Bank Syariah, BPR Syariah dan BMT," pungkas Siddik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement