REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 lebih tinggi dari perkiraan semula. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan mencapai 2,7 persen dari tahun lalu.
"Ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang lebih kuat," kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Mei 2023, Kamis (25/5/2023).
Dia menjelaskan, ekonomi China tumbuh lebih baik didorong oleh pembukaan ekonomi pascapandemi Covid-19. Selain itu, prospek ekonomi India juga meningkat didukung oleh permintaan domestik yang kuat.
Sementara itu, Perry menuturkan, pemulihan ekonomi negara maju terutama Amerika Serikat tertahan. "Ini sejalan dengan dampak kebijakan moneter ketat dan peningkatan risiko stabilitas sistem keuangan (SSK)," ujar Perry.
Dia mengungkapkan, penurunan inflasi global berlanjut terutama dipengaruhi oleh proses disinflasi negara berkembang yang lebih cepat. Sementara itu, penurunan inflasi negara maju lebih lambat akibat pasar tenaga kerja yang ketat.
Perry menambahkan, ketidakpastian pasar keuangan global juga tetap tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh dampak risiko SSK di negara maju dan juga ketidakpastian penyelesaian permasalahan government debt ceiling di Amerika Serikat.
"Di tengah ketidakpastian pasar keuangan global tersebut, aliran masuk modal asing ke negara berkembang berlanjut seiring dengan kondisi dan prospek perekonomiannya yang lebih baik," ungkap Perry.