Sabtu 02 Dec 2017 21:21 WIB

Kementerian ESDM Resmikan Titik ke-32 Penyalur BBM

Sejumlah warga menari dalam acara peresmian SPBU dalam program BBM satu harga di Desa Onolimbu, Nias Barat, Sabtu (2/12). PT Pertamina mewujudkan pemberlakuan BBM satu harga pada daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil) di SPBU Kompak di Desa Onolimbu dengan penerapan harga Premium Rp6.450 dan Solar Rp 5.150 per liter.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Sejumlah warga menari dalam acara peresmian SPBU dalam program BBM satu harga di Desa Onolimbu, Nias Barat, Sabtu (2/12). PT Pertamina mewujudkan pemberlakuan BBM satu harga pada daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil) di SPBU Kompak di Desa Onolimbu dengan penerapan harga Premium Rp6.450 dan Solar Rp 5.150 per liter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan titik ke-32 lembaga penyalur BBM satu harga di Desa Onolimbu, Kabupaten Nias Barat, Sumatra Utara.

Berdasarkan data yang diterima di Jakarta, Sabtu (2/12), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak lokasinya berada di Kecamatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat, serta sudah diresmikan sebagai lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga ke-32.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harya Adityawarman menjelaskan, Lembaga Penyalur BBM Satu Harga di Nias Barat ini adalah titik ke-32 dan berdirinya SPBU ini adalah hasil dari sinergi dari seluruh pihak.

"SPBU ini tidak akan terbangun kalau tidak ada sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pertamina dan pengusaha. Dengan keberadaan SPBU ini tolong dijaga. Ini adalah SPBU pertama di Nias Barat. Jangan nanti BBM diborong atau dijual ke pengecer," jelasnya.

SPBU Kompak Lahomi akan memudahkan masyarakat sekitar untuk mendapatkan BBM dengan harga yang sama seperti di Pulau Jawa, yaitu Rp6.450 per liter untuk Premium dan Rp5.150 per liter untuk Solar. Warga tidak perlu lagi menempuh jarak sejauh 20 kilo meter (km) ke arah Sirombu dan 50 km ke arah Gunung Sitoli untuk membeli BBM yang harganya sekitar Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per liter.

Sementara itu, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Henry Ahmad menjelaskan bahwa setiap tahun BPH Migas menetapkan kuota BBM bagi setiap kabupaten/kota, namun belum ada lembaga penyalur di Kabupaten Nias Barat. "Setiap tahun kita tetapkan kuota untuk seluruh kabupaten/kota, termasuk (Kabupaten) Nias Barat, tapi kok tidak ada penyalurnya? Yang ada hanya Pertamini, atau pengecer-pengecer yang dari sisi kualitas tidak bisa dipertanggungjawabkan. Itu ilegal," tegas Henry.

Henry menjelaskan bahwa dengan berdirinya SPBU Kompak Lahomi, maka kualitas bahan bakar lebih terjamin dengan harga yang sama secara Nasional. Kepada lembaga penyalur, Henry juga menegaskan untuk dapat mendistribusikan BBM kepada masyarakat dengan baik.

"Pemilik SPBU jangan tergiur dengan pendapatan yang lebih besar, sehingga jatuhnya bukan kepada masyarakat, tapi jatuhnya ke pengecer. Kata kuncinya ini untuk kita semua, manfaatnya juga untuk semua," katanya.

Bupati Nias Barat Faduhusi Daely mengucapkan terima kasih atas perhatian Pemerintah Pusat kepada wilayah yang dipimpinnya, mengingat sejak berdirinya Kabupaten Nias Barat 8 tahun lalu, belum ada SPBU yang berdiri di Ibu Kota Kabupaten Nias Barat itu. "Kerinduan kami selama ini, sejak Kabupaten ini lahir 8 tahun yang lalu terobati. Selama ini kami hanya menjumpai pengecer," jelas Faduhusi.

Kabupaten Nias Barat terdiri dari 8 kecamatan dan 105 desa dengan penduduk berjumlah sekitar 92 ribu jiwa. Berdirinya SPBU Kompak Lahomi diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan BBM dengan harga yang berlaku secara nasional.

SPBU Kompak Lahomi memiliki 2 tangki pendam dengan kapasitas masing-masing 15 kilo liter (kl) Premium dan 15 kl Biosolar. Pasokan BBM untuk SPBU ini berasal dari Terminal BBM Gunung Sitoli yang berjarak sekitar 58 kilo dari SPBU Kompak Lahomi.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement