REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perindustrian memproyeksikan industri makanan dan minuman akan kembali menjadi penopang pertumbuhan di sektor industri manufaktur pada 2018 mendatang. Hal ini karena industri makanan dan minuman memiliki kontribusi yang signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas serta peningkatan realisasi investasi.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, agar menjaga pertumbuhan sektor ini tetap tinggi, pihaknya terus mendorong pelaku industri makanan dan minuman nasional memanfaatkan potensi pasar dalam negeri. "Indonesia dengan memiliki jumlah penduduk sebanyak 258,7 juta orang, menjadi pangsa pasar yang sangat menjanjikan," tuturnya di Jakarta, Jumat (24/11).
Kementerian Perindustrian mencatat, kontribusi industri makanan dan minuman kepada PDB industri non-migas mencapai 34,95 persen pada kuartal ketiga tahun 2017. Hasil kinerja ini menjadikan sektor tersebut sebagai kontributor PDB industri terbesar dibanding subsektor lainnya.
Adapun kontribusi industri makanan dan minuman terhadap PDB nasional sebesar 6,21 persen pada triwulan ketiga 2017. Angka tersebut naik 3,85 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara, jika dilihat dari perkembangan realisasi investasi, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di sektor industri makanan dan minuman selama kuartal ketiga 2017 mencapai Rp 27,92 triliun atau meningkat sebesar 16,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Sedangkan, untuk penanaman modal asing (PMA) sebesar 1,46 miliar dolar