REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN wilayah kerja Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) memprediksi permintaan listrik jelang tahun baru akan naik sebesar 5 hingga 10 persen. Untuk bisa menjamin masyarakat tak kesulitan dalam mengakses listrik, PLN melakukan AADC (Aggressive Action of Demand Completion).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada pelanggan selama sehari, khususnya untuk pelanggan yang berada di wilayah kerja PLN Disjaya. General Manager PLN Disjaya, M. Ikhsan Asaad menjelaskan AADC ini dilakukan serentak oleh ke-16 area pelayanan kerja Disjaya yaitu DKI Jakarta dan sekitarnya.
Asaad menjelaskan petugas penyambungan pun diterjunkan untuk langsungmelayani tingginya permintaan konsumen. Total sekitar 2.000 permintaan di bulan November ini dituntaskan dalam 2 hari terhitung mulai Jumat (24/11) hingga Sabtu (25/11).
Asaad menjelaskan kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk mendukung terwujudnya program Jakarta Kian Benderang di sisa tahun 2017 ini dan tujuannya adalah agar pelanggan dapat menikmati kebutuhan pasokan listrik menjelang pergantian tahun.
Hingga saat ini kata Asaad, PLN Disjaya memiliki demand listrik yang cukup besar. Targetnya, hingga akhir tahun nanti masih akan ada penambahan pasang daya dan penambahan daya baru di wilayah Dijaya.
"Bulan lalu saja ada 10 ribu pelanggan yang melakukan tambah daya dan pasang baru," ujar Asaad.
Asaad juga menjelaskan bahwa penambahan daya ini tetap akan di-cover oleh cadangan listrik PLN. Asaad menjelaskan, pasokan listrik Jawa Bali mencapai 32 ribu megawatt. Dengan beban puncak sebesar 25 ribu MW maka masih ada sisa 7.000 MW yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Jakarta saja beban puncaknya 5.200 MW, jadi udah naik saya kira nggak ada masalah. Kita bisa menyediakan listrik yang cukup," ujar Asaad.