REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memastikan tahun ini tidak ada paceklik. Hal itu menyusul adanya penanaman dan panen sepanjang tahun.
"Alhamdulillah kami yakin tahun ini tidak ada paceklik seperti tahun lalu, " kata Andi, saat ditemui di sela acarasyukur Panen yang digelar Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Pusat diKecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Kamis (23/11).
Amran menjelaskan, hilangnya paceklik itu dikarenakan adanya rumus/metode baru yang dijalankan yakni melakukan penanaman di bulan-bulan kering (kemarau), pada Juli, Agustus danSeptember, minimal satu juta hektare. Sedangkan sebelumnya, hanya 500 ribu hektare.
Dengan menanam satu juta hektare, kata Andi, maka padi yang dihasilkan sebanyak enam juta ton, dibagi dua menjaditiga juta ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi hanya 2,6 juta ton. Dengan demikian, masih surplus 400 ribu ton.
"Dulu pacekliknya November, Desember, Januari. Tapi sekarang tidak karena kita setiap hari tanam dan panen, " kata Amran.
Bahkan, kata Amran, sudah dua tahun terakhir dan tahun ini memasuki tahun ketiga Indonesia tidak impor padi. Begitupula dengan komoditas lainnya yang juga tidak impor, seperti jagung, bawang merah, dan cabe. Bahkan, untuk bawang merah bisa ekspor ke enam negara.
Ketika ditanyakan mengenai stok pangan, Amran menyebutkan, stok yang untuk memenuhi kebutuhan hingga Mei 2018. Dia mengakui, tahun-tahun sebelumnya ada ketakutan soal kurangnya stok karena panen pada November, Desember dan Januari sangat rendah. "Dulu kan (tanam di bulan-bulan) hanya 500 ribu hektare. Sekarang satu juta hektare. Jadi tidak usah ragu," kata Amran.
Apalagi, kata Amran, WadukJatigede kini sudah beroperasi. Waduk tersebut dapat menyelesaikan masalah kekeringan yang selama ini menghantui areal pertanian di Kabupaten Indramayu dan Cirebon.