REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (15/11) atau Kamis (16/11) pagi WIB, karena para investor mencerna data ekonomi penting.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Rabu (15/11), bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) naik tipis 0,1 persen pada bulan lalu setelah melonjak 0,5 persen di September. Sementara itu, kenaikan IHK secara tahun ke tahun turun menjadi 2,0 persen dari 2,2 persen pada September. Angka terakhir ini sejalan dengan ekspektasi pasar.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1793 dolar AS dari 1,1795 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3168 dolar AS dari 1,3170 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7584 dolar AS dari 0,7635 dolar AS.
Dolar AS dibeli 112,95 yen Jepang, lebih rendah dari 113,38 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9888 franc Swiss dari 0,9893 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,2769 dolar Kanada dari 1,2731 dolar Kanada.
Pada akhir perdagangan Selasa (14/11) atau Rabu (15/11) pagi WIB, kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya, karena ketidakpastian mengenai reformasi pajak yang diajukan dan kemampuan ekonomi untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Kekhawatiran bahwa pemotongan pajak perusahaan Amerika Serikat bisa ditunda hingga 2019 telah membuat greenback turun belakangan ini.Selain itu, para investor juga khawatir tentang kenaikan suku bunga, kata analis.