REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perekonomian Jepang mengabaikan penurunan belanja konsumen pada kuartal ketiga. Hal ini menunjukkan fundamental yang kuat karena Jepang meraih periode terpanjang pertumbuhan ekonomi tanpa gangguan selama lebih dari satu dekade.
Perekonomian berkembang pada tingkat tahunan 1,4 persen pada Juli-September karena ekspor yang kuar. Angka ini di atas perkiraan pertumbuhan tahunan sebesar 1,3 persen.
Kelemahan dalam belanja konsumen diperkirakan bersifat sementara karena pasar pekerjaan cukup baik. Dengan begitu, akan mendorong konsumsi domestik di masa depan. Meningkatnya belanja modal dan ekspor juga diharapkan dapat membuat ekonomi terus tumbuh.
"Belanja modal masih terlihat sehat. Perekonomian berjalan dengan baik," ujar ekonom senior di Mizuho Research Institute Hidenobu Tokuda.
Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 0,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka ini sesuai dengan perkiraan median dan mengikuti ekspansi ke kuartal 0,6 persen pada April hingga Juni.
Catatan baik ini menunjukkan bahwa ekonomi Jepang tumbuh hingga kuartal ketujuh. Periode terpanjang ekspansi sejak kuartal delapan pada April-Juni 1999 hingga Januari-Maret 2001.
permintaan ekspor dan pengurangan impor menjadi alasan terbesar untuk ekspansi, menambah 0,5 persen terhadap pertumbuhan. Pengiriman mobil dan komponen elektronik ke Amerika Serikat (AS) dan Asia pada kuartal ketiga mencerminkan membaiknya permintaan global.
Sebagai perbandingan, ekspor negatif mengurangi revisi 0,2 persen dari pertumbuhan PDB pada April-Juni.