Kamis 09 Nov 2017 13:53 WIB

Perbankan AS Merasa Terancam oleh Kehadiran Fintech

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Fintech (ilustrasi)
Foto: flicker.com
Fintech (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perbankan di AS menyatakan kekhawatirannya atas perusahaan ritel Wal-Mart Stores Inc (WMT.N) dan perusahaan teknologi seperti Amazon.com Inc (AMZN.O) untuk menjadi bank umum.

Keith Noreika, regulator perbankan AS, menimbulkan kegelisahan di kalangan komunitas bankir dengan seruannya untuk meninjau ulang peraturan saat ini.

Usulan oleh pejabat Comptroller of the Currency (OCC) itu, dilakukan pada sebuah konferensi perbankan di New York dan hadir saat perusahaan teknologi seperti Amazon dan Apple Inc (AAPL.O) telah memasuki arena keuangan dengan layanan pembayaran dan pemberian pinjaman dengan cara berbeda (teknologi finansial/ Fintech).

"Menggabungkan perbankan dan perdagangan adalah ide buruk yang terus berulang seperti mimpi buruk. Ini adalah salah satu resolusi batuan dasar kita untuk menentang ancaman penggabungan penuh perbankan dan perdagangan." kata Paul Merski bersama Komunitas Bankir Independen Amerika (Independent Communities Bankers of America), dilansir dari Reuters, Kamis (9/11).

Penggabungan perbankan dan aktivitas komersial lainnya saat ini dilarang di Amerika Serikat. Hal ini di tengah kekhawatiran bahwa deposito nasabah akan digunakan untuk mendanai atau mensubsidi bisnis non-perbankan yang tidak terkait dan berpotensi berisiko. Meski begitu, perusahaan teknologi telah melakukan terobosan dalam keuangan.

Awal pekan ini, Apple merilis sebuah produk bernama Apple Pay Cash. Fitur ini memungkinkan pengguna iPhone saling mengirim uang tunai yang kemudian bisa segera digunakan di toko yang menggunakan Apple Pay. Sistem ini menggunakan apa yang disebut kartu debit virtual untuk memungkinkan pembayaran di dalam toko. Amazon, sementara itu, menawarkan pinjaman usaha kecil.

Meskipun demikian, Chief Executive Wells Fargo & Co (WFC.N) Tim Sloan mengatakan bahwa dia tidak melihat Silicon Valley sebagai ancaman bagi bank. "Saya rasa Apple pada dasarnya tidak ingin menjadi bank. Saya rasa Amazon tidak ingin menjadi bank," katanya.

"Mereka ingin menggunakan produk jasa keuangan untuk membantu pelanggan mereka sukses." ujar Tim.

Perusahaan teknologi harus tunduk pada peraturan dan pengawasan yang ketat dan mengajukan izin perbankan dari OCC jika mereka ingin menjadi bank umum. Perusahaan induk juga dilarang melakukan aktivitas non finansial.

Dalam sebuah pernyataan, Colin Walsh CEO perusahaan rintisan (startup) mobile banking Varo Money, mengatakan bahwa permohonan izinnya sedang melalui proses persetujuan. Fintech pinjaman mahasiswa, Social Finance Inc menarik aplikasinya bulan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement