Rabu 08 Nov 2017 08:02 WIB

Arab Saudi Bekukan Rekening Bank Tersangka Korupsi

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud.
Foto: EPA-EFE/LUCAS DOLEGA
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud.

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Arab Saudi memastikan hanya akun-akun perbankan milik pribadi yang terlibat dugaan korupsi yang dibekukan atas permintaan Komite Anti-Korupsi Saudi (Nazaha).

Gubernur Otoritas Moneter Arab Saudi Ahmed Abdulkarim Alkholifey mengatakan, langkah kerja sama otoritas Saudi bersama Komite Anti Korupsi Saudi ini tidak memblokir akun korporasi, hanya individu yang diduga terlibat korupsi menyusul aksi bersih-bersih yang Saudi lakukan. Pihaknya juga tidak mencegah transaksi keuangan korporasi selama dilakukan di kanal yang benar.

Penangkapan 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan pejabat Saudi sempat menghebohkan sejumlah perusahaan dan lembaga keuangan Saudi. Beberapa sumber menyebut, sebelumnya bank sentral Saudi meminta perbankan membekukan akun puluhan orang yang tidak ditahan. Setidaknya, kekayaan senilai 33 miliar dolar AS milik hartawan yang ditahan pasca-aksi Komite Anti-Korupsi telah dibekukan, demikian dilansir Bloomberg, Selasa (7/11).

Sumber tersebut juga mengatakan, langkah regulator belum berhenti. Mereka sudah mengirimkan ratusan nama ke perbankan untuk menyusul dibekukan. Saat penangkapan puluhan tokoh akhir pekan lalu, melalui rilisnya Jaksa Agung Saudi juga sudah menyebut bahwa aksi saat ini baru tahap pertama.

Di luar, langkah Saudi ini menuai dukungan termasuk dari Presiden AS Donald Trump. Meskipun di sisi lain, aksi bersih-bersih ini disinyalir sebagai upaya memuluskan langkah Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman menjadi raja selanjutnya.

Indeks saham acuan Saudi, Tadawul All Share Index, turun 3,1 persen awal pekan ini. Saham Kingdom Holding, perusahaan investasi milik Pangeran Alwaleed yang ditahan Komite Anti Korupsi Saudi, juga turun 21 persen sejak Pangeran Alwaleed ditahan.

''Menahan Pangeran Alwaleed sama seperti menahan Bill Gates,'' kata mantan Dubes AS untuk Saudi, Robert Jordan.

Di satu sisi, bila langkah ini murni untuk melawan korupsi, kredibilitas Pangeran Mohammed untuk mendorong Saudi bersiap menghadapi berakhirnya era minyak bumi akan naik. Bila aksi Saudi ini soal kekuasaan, kata Jordan, Pangeran Mahkota Mohammed akan menghadapi jalan terjal ke depan.

Seorang pejabat senior Saudi sendiri memastikan langkah Saudi ini murni untuk melawan korupsi. Mekanisme investigasi juga dilakukan sesuai prosedur yang diakui di Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement