REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Sebanyak 13,4 juta dokumen yang berisi catatan kekayaan tersembunyi para elit dunia telah bocor ke publik. Laporan ini didapatkan oleh surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung dan dibagikan dengan International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) yang memiliki jaringan lebih dari 380 wartawan di 67 negara.
Laporan yang dinamakan Paradise Papers ini mengungkapkan kekayaan tersembunyi milik kepala negara, perusahaan multinasonal, elit politik global, hingga anggota kabinet Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dokumen yang bocor tersebut berasal dari firma hukum offshore prestisius Appleby, perusahaan kecil dan terpercaya Asiaciti, dan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di 19 juridiksi rahasia.
Dilansir The Guardian, Senin (6/11), dokumen tersebut menyebutkan, jutaan poundsterling dari real estate pribadi milik Ratu Elizabeth II telah diinvestasikan ke Cayman Islands, di mana pulau tersebut dikelola oleh orang kepercayaan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Bahkan laporan tersebut juga mengungkapkan hubungan Sekretaris Perdagangan Presiden Donald Trump, Wilbur Ross dengan menantu Presiden Rusia Vladamir Putin yang memiliki perusahaan bersama. Diketahui, Ross memiliki saham di perusahaan pelayaran dan energi milik menantu Presiden Putin. Ross disebut menerima pendapatan lebih dari 68 juta dolar AS sejak 2014 dari perusahaan tersebut
Selain itu, investasi ratusan juta dolar AS yang diberikan kepada Twitter dan Facebook juga diungkap dalam Paradise Papers. Investasi ratusan juta dolar AS ini dapat ditelusuri ke lembaga keuangan negara Rusia. Penghindaran pajak secara agresif juga dilakukan oleh perusahaam multinasional seperti Nike dan Apple. Beberapa nama besar di industri film dan televisi ikut melindungi kekayaan mereka dengan skema offshore tersebut.
Aktivitas offshore ini digunakan oleh dua miliarder Rusia untuk membeli saham di klub sepakbola Arsenal dan Everton. Sebuah perusahaan komoditas multinasional Gelncore juga disebut dalam laporan Paradise Papers karena memiliki aktivitas pinjaman rahasia dalam upaya untuk mendapatkan hak pertambangan yang menguntungkan di Republik Demokratik Kongo.
Pengungkapan Paradise Papers akan memberikan tekanan kepada pemimpin dunia, termasuk Presiden Trump dan Perdana Menteri Inggris Theresa May, yang telah berkomitmen untuk mengekang skema penghindaran pajak secara agresif. Ekonom terkemuka Gabriel Zucman mengatakan, perusahaan multinasional telah mendapatakan keuntungan sebesar 600 miliar euro melalui aktivitas offshore tersebut.
"Tax havens adalah salah satu kunci dari kenaikan ketidaksetaraan global. Karena ketidaksetaraan meningkat, penghindaran pajak di luar negeri menjadi olah raga elit," ujar Zucman.
Untuk diketahui, firma hukum offshore Appleby didirikan pada 1889 di wilayah koloni Inggris Bermuda sebagai perusahaan swasta dari Mayor Reginald Woodifield Appleby. Dia adalah seorang pria yang sangat tegas dengan prisip "mereka yang melihat semua pajak sebagai penyiksaan terakhir manusia atas segala penyiksaan, harus dilawan dengan segala cara."
Tempat-tempat yang dikawal oleh Appleby yakni Bermuda, Cayman Island, British Virgin Island, Isle of Man, Jersey, dan Guernsey. Appleby menyediakan struktur yang membantu mengurangi tagihan pajak para kliennya secara legal.