Ahad 29 Oct 2017 00:34 WIB

Arab Saudi Siap Kurangi Lagi Produksi Minyak

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Elba Damhuri
Ladang minyak di Saudi (ilustrasi).
Foto: Reuters
Ladang minyak di Saudi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman kembali menekankan Saudi siap mendukung kesepakatan global tentang pengurangan produksi minyak. Namun, kata dua, itu harus dibuktikan dulu dengan data pasokan dan permintaan global.

''Permintaan yang tinggi telah berhasil menyerap minyak yang diproduksi,'' kata Pangeran Mohammad seperti dikutip Reuters, Sabtu (28/10).

Dalam wawancara dengan Reuters sebelumnya, Pangeran Mohammad mengatakan Saudi akan mendukung langkah apapun untuk menyeimbangkan permintaan dan pasokan minyak. ''Saya pikir pasar minyak saat ini mulai menyerap pasokan minyak. Kami pikir kami mendapat momen kembali,'' kata Pangeran Mohammad.

Hingga Jumat (27/10) lalu, harga minyak mentah Brent sudah melebihi 60 dolar per barel. Arab Saudi, produsen minyak terbesar di antara Negara-negara Organisasi Produsen Minyak (OPEC) dan beberapa produsen minyak lain seperti Rusia, diminta memangkas pasokan minyak global sesuai kesepakatan global. Hal ini untuk membantu mengurangi tumpukan stok minyak di pasar agar harga minyak dapat kembali naik.

OPEC bersama Rusia dan sembilan negara produsen minyak lainnya sudah mengurangi produksi minyak hingga sekitar 1,8 juta barel per hari sejak Januri lalu. Kesepakatan pengurangan produksi minyak dunia sendiri akan berakhir pada Maret 2018 mendatang dan bisa diperpanjang sesuai negosiasi. OPEC dan negara non-OPEC akan bertemu pada 30 November mendatang untuk membicarakan kebijakan perminyakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement