Rabu 25 Oct 2017 16:44 WIB

PLN Sebut 1.200 Desa Masih Harus Dialiri Listrik

Red: Nur Aini
  Petugas PLN memasang meteran listrik di sebuah rumah warga di Desa Sabang Mawang Balai, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna, Kepri.
Foto: Republika/Rakhmat Hadi Sucipto
Petugas PLN memasang meteran listrik di sebuah rumah warga di Desa Sabang Mawang Balai, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna, Kepri.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas guna membahas pengaliran listrik ke desa-desa melalui Program Listrik Desa.

"Saya bicarakan progres (kemajuan) soal (proyek listrik) 35 ribu megawatt sudah berjalan, kemudian listrik desa sudah jalan, sudah hampir 4000 (desa) lebih," kata Sofyan usai menemui Presiden di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu siang.

Menurut Sofyan, pada Senin (23/10) PT PLN juga telah memenuhi suplai listrik di 100 desa di pedalaman Provinsi Papua. Dia menjelaskan masih terdapat sekitar 1.200 desa lagi yang harus dialiri listrik PLN. "Berlokasi di Maluku, Papua dan NTT, yang terbesar itu ya. Karena kan terpisah-pisah ya, jadi memang agak lama prosesnya," kata Sofyan menjelaskan upaya pengaliran listrik ke kawasan terpencil.

Sebelumnya pada pertengahan Oktober 2017, PLN juga telah meresmikan listrik desa di enam desa pada Kecamatan Gunung Timang, Provinsi Kalimantan Tengah yang dipusatkan di Desa Ketapang dalam rangka peringatan Hari Listrik Nasional yang puncaknya diperingati pada 27 Oktober 2017. Listrik di enam desa itu adalah Desa Kandui, Desa Baliti, Walur, Ketapang, Rarawan dan Malungai dengan sasaran listrik 650 kepala keluarga.

PT PLN (Persero) menargetkan ada 11.300 desa yang teraliri listrik hingga 2019 untuk memenuhi rasio elektrifikasi nasional yang saat ini baru mencapai 91 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement