REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Prospek perbankan syariah baik jangka pendek maupun jangka panjang dinilai sangat baik. Untuk meningkatkan pertumbuhan perbankan syariah dinilai bisa didorong lewat industri halal.
Direktur Eksekutif CORE Hendri Saparini mengatakan, tumbuhnya perbankan syariah tidak dibarengi dengan besarnya pangsa pasar bank syariah. Hal itu karena kini masih berada di 5,44 persen.
"Syariah tumbuh tinggi karena kuenya memang masih kecil tapi kalau lihat faktor lain, sekarang ghiroh (semangat) masyarakat menggunakan pembiayaan syariah baik bank maupun nonbank memang tengah tumbuh. Maka ini era untuk dorong perbankan syariah," ujarnya dalam diskusi di Bandung, Kamis, (19/10).
Ia menjelaskan, ekonomi syariah bisa tumbuh bila pasar syariahnya juga tumbuh. "Di negara lain seperti itu, maka kalau mau perbankan syariah tumbuh, sektor halal juga harus tumbuh lebih tinggi," tuturnya.
Dia menegaskan, Indonesia dengan penduduk Muslim terbanyak di Indonesia seharusnya bisa lebih mudah mengembangkan sektor halal. Hal ini agar tidak sampai ketinggalan dengan negara lainnya. "Sekarang Jepang dan Korea telah mendeklarasikan diri sebagai negara dengan ekonomi berbasis halal. Semuanya mereka akan buat syariah padahal penduduk Muslimnya sedikit tapi mereka yakin wisatawan Indonesia, Malaysia, atau Arab akan datang dan butuh itu," ujar Hendri. Maka, kata dia, industri keuangan mereka pun dapat tumbuh.
Sebelumnya, Malaysia sudah terlebih dahulu mengembangkan sektor hal sehingga kini menjasi pusat industri halal di dunia. "Kalau di Indonesia, pelakunya kan bisa banyak karena sudah saling mengerti tentang halal dari kecil. Semestinya bisa dorong bisnis syariah," ujar Hendri.
Advertisement