Rabu 18 Oct 2017 08:23 WIB

Kanada dan Meksiko akan Tolak Permintaan AS Teruskan NAFTA

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
PM Kanada Justin Trudeau (kiri) dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto (kanan).
Foto: EPA/mast Irham & EPA/Cheryl Gagalac
PM Kanada Justin Trudeau (kiri) dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kanada dan Meksiko akan menolak permintaan AS dalam meneruskan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara(NAFTA). Meski begitu, negosiasi tetap berlangsung.

Pekan lalu, Pemerintahan Donald Trump mengajukan revisi usul termasuk peran negara asal menjadi 85 persen dari sebelumnya 62,5 persen. Juga klausul pembaruan perjanjian tiap lima tahun bila ketiga negara sepakat memperpanjang kerja sama, demikian dilansir CNBC, Selasa (17/10).

Pejabat Kanada dan Meksiko sendiri berencana membuat pernyataan bersama soal itu. Di sisi lain, Trump mengancam akan memutuskan hubungan dengan kedua negara tetangga AS itu bila usul kelanjutan NAFTA tidak diindahkan.

Kepala ekonom Capital Economics Paul Ashworth memprediksi, bukan tidak mungkin bila Trump akan menyabotase kesepakatan yang ada seiring penolakan Kanada dan Meksiko.

''Meski dampak secara nasional terbilang kecil, gagalnya NAFTA akan memukul beberapa negara bagian dan industri di AS,'' kata Ashworth.

Michigan, Illinois dan Texas merupakan negara bagian yang akan merasakan dampak terbesar gagalnya kesepakatan tiga negara. Karena rantai pasok yang rumit dan lintas negara, industri otomotif akan menjadi sektor yang paling terdampak. Ekspor otomotif AS ke Kanada mencapai 40 persen dan ke Meksiko 22 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement