REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pertama kalinya Indonesia akan menggelar World Plantation Conferences and Exhibition (WPLACE) 2017. Bertempat di Jakarta, ajang ini diadakan sebagai upaya mendorong sektor perkebunan di tanah air.
Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Teguh Wahyudi mengatakan, sejalan dengan program pemerintah yang tengah membidik sektor perkebunan, acara ini digelar guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para petani. Berbagai hal akan dibahasdari sisi produksi hingga hilirnya.
Sedikinya akan ada 105 pembicara berkompeten yang akan mendiskusikan berbagai hal dari bisnis, hilirisasi, bioteknologi, perubahan iklim, hingga peranan Informasi Teknologi (IT) dalam perkebunan. Mengenai ekonomi, ia melanjutkan, akan ada sesi khusus menjelaskan bagaimana produk Indonesia yang ingin masuk ke pasar Eropa.
"Akan ada bahasan khusus mengenai tarif dan apa saja yang perlu dipenuhi," kata dia dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Senin (16/10).
Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan sektor perkebunan, pada acara ini akan diberikan 35 juta bibit komoditas perkebunan strategis dari APBN-P 2017. Komoditas tersebut yakni karet, teh, kakao, kopi, tebu, kelapa, kelapa sawit dan rempah.
"Mudah-mudahan ini awal yang bagus dari WPLACE 2017," katanya. Pemberian bibit ini bahkan direncanakan akan diberikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Dirut PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik dijadwalkan menjadi pembicara dalam acara yang digelar 18-20 Oktober di Hotel Gtand Sahdi Jaya ini guna membahas bioenergi. Lebih dari 1.500 peserta diakui Teguh telah mendaftar sementara kapasitas di hotel Grand Sahid tidak mencukupi.
Peserta berasal dari berbagai kalangan seperti pengusaha, petani, akademisi, swasta dan perbankan. Bukan hanya berasal dari dalam negeri tapi juga ada 380 peserta yang berasal dari 32 negara.