Rabu 11 Oct 2017 05:31 WIB

Bank DBS Akui Lemahnya Permintaan Kredit

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Logo Bank DBS.
Foto: Reuters/Tim Chong
Logo Bank DBS.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank DBS Indonesia menilai, pertumbuhan kredit sampai akhir 2017 sulit tumbuh lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Pasalnya, permintaan kredit kini masih melemah.

Vice President Director Bank DBS Indonesia Peter Suwardi mengatakan, nasabah kini lebih berhati-hati dalam mengajukan pembiayaan. "Loan growth kita maunya month to month (mtm) naik, tapi memang sekarang ini nasabah cukup hati-hati," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Rabu, (11/10).

Ia menuturkan, saat ini nasabah tidak akan mengajukan pembiayaan bila tidak memiliki keperluan. Padahal 10 tahun lalu, mereka akan mengambil fasilitas pembiayaan walau sedang tidak memiliki uang.

"Kemungkinan kehati-hatian itu karena mereka lebih banyak belajar dari global prices pada 2008. Lalu comodity prices pada 2013 sampai 2015, dengan insiden-insiden ini mereka jadi sangat hati-hati," tutur Peter.

Pada kesempatan tersebut dirinya juga menjelaskan, DBS Indonesia segmen perbankan korporasi atau institutional banking tengah fokus menyasar ke bisnis Small Medium Enterprise (SME). Perseroan bahkan baru saja meluncurkan program Express Loan.

"Jadi fokus kita dukung SME. Express Loan ini program yang produknya untuk jawab kebutuhan para pemain SME," jelas SVP SME Banking Bank DBS Indonesia Winarti di Jakarta, Rabu, (11/10).

Melalui program itu, kata dia, para nasabah SME bisa mengajukan pembiayaan hingga Rp 10 miliar. Kemudian penyutujuannya akan diproses dalam waktu lima hari sehingga lebih cepat.

"Ke depannya itu semua akan dilakukan melalui aplikasi digital. Sekarang, semuanya lagi dipersiapkan," tambah Winarti. Diharapkan, layanan tersebut dapat digunakan mulai akhir tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement