REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah sepekan lalu kembali melemah seiring masih menguatnya laju mata uang dolar AS. Sentimen global yang membuat pelaku pasar masih memegang dolar AS secara tidak langsung membuat rupiah kembali tertekan.
Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, sentimen positif dari dalam negeri pun tampak kurang kuat mengangkat rupiah. Hal itu membuat kurs rupiah melemah 0,23 persen atau lebih rendah dari pelemahan di pekan sebelumnya yakni 1,20 persen.
Di pekan kemarin, kata dia, laju rupiah sempat melemah ke level Rp 13.585 per dolar AS. Nilai itu lebih baik dari sebelumnya yang hingga menyentuh Rp 13.599 dolar AS.
"Meski begitu, secara tren masih dimungkinkan laju rupiah dapat kembali menguat seiring masih adanya imbas berita positif dari dalam negeri," ujar Reza di Jakarta, Ahad, (8/10).
Pergerakan rupiah, jelas dia, akan kembali diikuti dengan menguatnya laju dolar AS yang berimplikasi pada adanya peluang pembalikan arah. "Diharapkan kenaikan pada dolar AS tidak terlalu signifikan sehingga dapat menjaga tren kenaikan rupiah di pekan depan," tegas Reza.
Reza mengingatkan, berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan lanjutan rupiah harus dicermati, terutama imbas dari rilis data-data ekonomi di pekan depan. Maka ia memperkirakan, laju mata uang rupiah terhadap dolar AS berada pada rentang Rp 13.595 per dolar AS serta resisten Rp 13.448 per dolar AS.