REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Serapan gabah Provinsi Jawa Tengah merosot di kuartal II dan III secara nasional. Kabupaten Karanganyar pun termasuk rendah.
Rendahnya serapan ini berimbas pada jumlah cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) Bulog Subdivre Surakarta yang ditargetkan sebanyak 20 ribu ton. "Sedangkan hingga sekarang (realisasi) baru 5.000 ton. Masih ada kurang 15 ribu yang harus dikejar tiga bulan ini," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pertanian, Momon Rusmono, ketika mengunjungi mitra pengadaan beras Bulog, PT Jaya Mas, Rabu (4/10).
Guna mengejar ketinggalan tersebut, ujarnya, maka Bulog minimal harus menyerap 250 ton. Ia menyebutkan target ini masih mungkin dikejar karena beberapa wilayah di Karanganyar akan panen.
"Oktober, November, dan Desember, Karanganyar merupakan salah satu daerah yang luasan panennya masih banyak (lebih dari 25 ha). Untuk Oktober saja ada sekitar 4.000 hektare (ha), ini peluang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Karanganyar, Supramnaryo, menyambut peluang tersebut dan akan bekerja sama.
"Diusahakan sekitar 10-20 persen untuk setor ke Bulog. Kalau produksinya sekitar 5.000 beras per ha, bisa kita setor 2.000 ton beras ke Bulog," katanya, dalam siaran pers.
Jejaring penggilingan padi kecil pun, imbuh dia, diharapkan bisa berkembang di Karanganyar guna memasok dan menumbuhkan mitra beras Bulog.
Karenanya, pihaknya akan berusaha mendekati penggilingan padi kecil di daerahnya. Untuk diketahui, Karanganyar memiliki 17 kecamatan dan terdapat 700 penggilingan padi kecil.
Subdiv Surakarta memiliki enam gudang beras yang tersebar di Karesidenan Surakarta. Yaitu Gudang Karanganom, Gudang Meger, Gudang Banaran, Gudang Ngabean, Gudang Telukan, Gudang Triyagan, Gudang Gedong, Gudang Krikilan dan Gudang Dayungan.