REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala ekonom dari SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) Eric Sugandi menilai, Indonesia akan sulit untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada 2017. Ia menyatakan, angka pertumbuhan di semester pertama 2017 hanya di angka 5,0 persen sehingga sulit untuk bisa mencapai angka target yang ditetapkan pemerintah.
"Ekonomi mesti tumbuh 5,3 persen hingga 5,4 persen di semester kedua 2017 kalau ingin mencapai full year di 5,2 persen," kata Eric kepada Republika.co.id, Selasa (3/10).
Untuk mencapai target itu, terdapat sejumlah kendala. Ia mengatakan ada masalah seperti pelemahan daya beli masyarakat yang menghambat pertumbuhan konsumsi, pertumbuhan investasi masih lambat, dan pengeluaran pemerintah terutama untuk infrastruktur belum begitu kuat dampaknya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.
Meski begitu, Eric menilai proyeksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Dunia masih realistis untuk dicapai pada 2017. "Saya perkirakan pertumbuhan ekonomi masih bisa di angka 5,1 persen. Sementara untuk tahun depan bisa di angka 5,3 sampai 5,4 persen," ujar Eric.