REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Jasa Marga Bali Tol resmi memberlakukan transaksi uang elektronik (unik) untuk seluruh gerbang Tol Bali Mandara. Pada hari pertama pemberlakuan, Ahad (1/10), realisasi penjualan kartu unik sudah melampaui target.
"Awalnya kita rencanakan terjual 4.150 kartu, namun realisasinya 5.660 kartu atau 36 persen di atas target," kata Corporate Public Relations Jasa Marga Bali Tol, Drajad Hari Suseno secara tertulis, Selasa (3/10).
Drajad mengatakan pemantauan dan evaluasi di lapangan menunjukkan terjadi sedikit kepadatan di lajur motor gerbang Tol Benoa. Kepadatan ini dinilainya karakteristik lalu lintas di gerbang tersebut setiap Senin pagi.
"Masih ada pengguna jalan tol yang belum memiliki unik, sebagiannya lagi saldonya kurang," katanya.
Pengguna jalan tol di Bali, kata Drajad sangat kooperatif dan bersedia membeli unik atau mengisi ulang di tempat. Seluruh transaksi sudah menggunakan skema elektronik.
Pemberlakuan unik di seluruh gerbang tol merujuk pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 16/KPTS/M/2017 tanggal 12 September 2017. Isinya menginstruksikan penggunaan unik di seluruh ruas tol di Indonesia mulai 31 Oktober 2017.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry TZ menyatakan keberhasilan elektronifikasi Jalan Tol Bali Mandara 100 persen perlu menjadi contoh bagi ruas jalan tol lainnya untuk segera merealisasikan transaksi nontunai sepenuhnya.
"Bali menjadi panutan di tengah elektronifikasi nasional yang baru mencapai 49 persen. Kita harus berkolaborasi, bersama-sama menyukseskan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT)," jelas Herry.
Kartu yang dapat digunakan di jalan Tol Bali Mandara meliputi e-Toll dan e-Money (Bank Mandiri), Brizzi (Bank BRI), TapCash (Bank BNI), Flazz (Bank BCA), Blink (BTN), dan e-Money BPD Bali.