Ahad 01 Oct 2017 18:18 WIB

Indramayu Masih Kejar Target Produksi Padi 600 Ribu Ton

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi
Foto: Antara
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU  -- Musim panen raya gadu (kemarau) 2017 di Kabupaten Indramayu sudah berakhir. Namun, hingga kini target produksi padi yang ditetapkan sebanyak 1,7 juta ton masih belum tercapai.

 

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid menyebutkan, total target produksi padi di Kabupaten Indramayu pada tahun ini mencapai 1,7 juta ton gabah kering. Namun dari jumlah itu, realisasi produksi padi baru mencapai sekitar 1,1 juta ton. "Ya masih 600 ribuan (ton) lagi, " kataTakmid, saat ditemui di Indramayu akhir pekan kemarin.

 

Takmid mengakui, meski musim panen raya gadu sudah berakhir, namun dirinya optimis target produksi padi ituseluruhnya bisa terpenuhi. Pasalnya, saat ini masih ada daerah-daerah yangtanam belakangan dan IP 300 yang belum panen.

 

Takmid menyebutkan, sejumlah daerah yang tanamnya belakangan dibanding daerah lain di antaranya Kecamatan Sukra,Patrol, Anjatan, Bongas dan Kandanghaur. Sedangkan daerah yang melaksanakan IP300 (tanam tiga kali) di antaranya Kecamatan Tukdana, Bangodua, Sukagumiwang dan Widasari. "Ada sekitar 30 ribu hektare tanaman padi yang masih belum panen, " kata Takmid.

 

Menurut Takmid, umur tanaman padi yangbelum panen itu saat ini ada yang sekitar 65 hari dan kondisinya sudah mulai keluarmalai. Dia memperkirakan, panen akan berlangsung pada pertengahan hingga akhir Oktober 2017.

 

Takmid mengakui, pelaksanaan musim tanam gadu di Kabupaten Indramayu cukup terganggu dengan adanya serangan hama kerdil hampa atau yang dikenal petani dengan istilah klowor. Dia menyebutkan, serangan klowor bahkan mengakibatkan areal sekitar 200 hektare mengalami puso (gagalpanen) di 12 kecamatan, di antaranya Kecamatan Juntinyuat, Jatibarang, Bongas dan Gabuswetan.

 

Terhadap lahan yang mengalami puso akibat klowor, Takmid mengatakan, para pemiliknya saat ini membiarkan lahannya begitu saja. Selain untuk memutus siklus hama klowor, hal itu jugadisebabkan mereka tak memiliki waktu untuk tanam ulang karena sudah masuk musim kemarau.

 

"Untuk lahan yang terkena klowor, produksi padi tentu berkurang. Tapi tidak sampai mempengaruhi produksi secara keseluruhan di Indramayu," kata Takmid.

 

Sementara itu, hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Indramayu pada pekan lalu disambut gembira para petani yang belum panen. Pasalnya, air hujan membantu tanaman pad imereka yang minim pasokan air.

 

"Sawah saya berada di sebelah utarajalan pantura, jadi sulit dapat pasokan air. Dengan adanya hujan, tanaman jadi terbantu, " kata seorang petani di Desa Bugel, Kecamatan Patrol, Duladi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement