REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Surachman Suwardi menillai posisi perempuan dalam mengelola sektor pertanian masih kurang maksimal. Menurut dia, perempuan masih di tempatkan dalam kapasitas petani, bukan sebagai pebisnis atau pengusaha pertanian.
"Makanya kami menginginkan perempuan juga bisa naik kelas, tidak hanya berada di level bawah. Mendorong perempuan bisa sebagai pebisnis atau terjun dalam industri pertanian," kata Surachman, usai membuka kegiatan Bimtek Kelompok Ekonomi Perempuan dan Kelompok Ekonomi Tani di Kota Bogor, Kamis (28/9) malam.
Surachman menyebutkan, sektor pertanian telah menyerap 38 juta atau 38 persen tenaga kerja nasional. Adapun jumlah perempuan yang bergerak di sektor pertanian sebanyak 7,4 jiwa dan data di Simluhtan menunjukan dari 558,766 kelompok tani, sebanyak 23,601 merupakan kelompok perempuan.
Karenanya, dikatakan Surachman, jika melihat potensi tersebut, BPPSDMP akan mengupayakan percepatan swasembada pangan berkelanjutan melalui gerakan pemberdayaan petani melalui kelembagaan petani seperti tani dan gabungan kelompok tani.
Surachman menerangkan, ada hal yang perlu diperhatikan untuk membantu perempuan menjadi seorang pengusaha pertanian. Yakni, mengikutsertakan perempuan dalam kelompok tani dan mentransformasi kelompok taninya menjadi sebuah lembaga, salah satunya bentuk koperasi.
"Keduanya, meregenerasi usia pekerja. Karena saat ini sedang terjadi penurunan tingkat angkatan kerja petani. Padahal Indonesia masih mempunyai bonus demografi, dimana usia produktif (15-35) semakin banyak," kata dia menjelaskan.
Oleh sebab itu, Surachman menyatakan, pihaknya akan melakukan pembekalan sektor pertanian mulai dari sekolah. Misalnya, melakukan pendampingan melalui kepada usia produktif hingga berhasil menjadi seorang pengusaha pertanian. "Salah satu pendampingan yang tengah digalakkan yakni, Agri Traning Camp (ATC) yang akan digelar beberapa hari ke depan," kata dia.
Dia berharap, dengan adanya pembinaan tersebut potensi pertanian di Indonesia bagi perempuan sangatlah besar. Namun selain itu, perlu juga ada peran serta sektor lain seperti pemerintah daerah, bersinergi dengan program desa, fasilitas permodalan dari perbankan, dan kementerian lain.