REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Kerja sama itu dalam rangka penyelenggaraan perlindungan bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sekaligus mendukung Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (Perisai).
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto bersama Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan pun menandatangani langsung nota kesepahaman di Graha CIMB, Jakarta, Selasa (26/9). Keduanya berkomitmen mewujudkan perlindungan pekerja terutama TKI.
Agus mengatakan, untuk bisa melindungi TKI, dibutuhkan dukungan infrastruktur yang mumpuni. Sedangkan supaya memperkuat peran Perisai, BPJS Ketenagakerjaan memerlukan mitra perbankan yang dapat memproses registrasi serta pembayaran iuran secara digital.
"Jadi kerjasama ini tujuannya memperluas akses pelayanan dan pembayaran iuran BPJS Ketenagekerjaan. Khususnya bagi TKI dan Perisai dengan memanfaatkan infrastruktur, keahlian, dan pengalaman CIMB Niaga," ujar Agus kepada wartawan.
Sampai kini, angka kepesertaan TKI yang terdaftar dalam BPJS ketenagakerjaan sudah mencapai 70 ribu dalam waktu dua bulan. Menurutnya, potensinya masih besar sebab data yang diperoleh BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan ada sekitar 10 hingga 15 juta TKI di luar negeri.
"Dengan data yang masih besar itu, pemerintah ingin rapikan beberapa data TKI di luar negeri agar datanya lebih valid," kata Agus. Ia pun menegaskan, saat ini semua calon TKI wajib mendaftar BPJS Ketenagakerjaan sebelum berangkat ke luar negeri.
"Hanya saja bagi TKI yang sudah di luar negeri, bisa mendaftar lewat elektronis," tuturnya. Agus menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan kepesertaan sampai akhir tahun secara umum bisa menyentuh 25,5 juta. Saat ini sudah sudah mencapai sekitar 24,1 juta.
Tigor pun menyatakan, akan membantu BPJS Ketenagakerjaan dalam menyasar para TKI. "Jumlah TKI terbesar sekarang di Malaysia. Jadi kami dari CIMB Niaga juga akan fokus di Asia Tenggara terutama Malaysia," ujarnya.
Ia berharap ke depan, sinergi dengan BPJS Ketenagakerjaan lebih cepat dan terarah di beberapa negara di Asia Tenggara. "Kamu percaya potensinya besar karena baru dua bulan saja sudah 70 ribu peserta TKI terkumpul," kata Tigor.