Jumat 22 Sep 2017 17:04 WIB

Fintech dan Bank Bisa Berkolaborasi Layani Masyarakat

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Fintech (ilustrasi)
Foto: flicker.com
Fintech (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) meyakini bank dan fintech bisa berkolaborasi. Pasalnya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dapat saling melengkapi.

Ketua Umum Aftech Niki Luhur mengatakan, bank memiliki banyak pengalaman dalam penyaluran kredit. Sedangkan fintech sebenarnya lebih fokus pada teknologinya dibandingkan finansialnya, maka bisa lebih mendekati nasabah.

"Ke depan bahkan fintech bisa secanggih biometrik. Jadi tidak perlu lagi ada token atau OTP (One Time Password), tinggal tempel sidik jari," ujar Niki dalam diskusi di Indonesia Banking Expo (Ibex), pada pekan ini. Ia menegaskan, ada teknologi yang bisa mempermudah proses operasional.

Dengan demikian, kolaborasi fintech dengan perbankan bisa dilakukan terutama untuk menggarap masyarakat yang belum menggunakan bank (unbank). Niki menyebutkan, saat ini masih ada sekitar 160 juta masyarakat unbank di seluruh pelosok Indonesia.

"Kepercayaan saya, kolaborasi adalah untuk sama-sama bisa maju dan menggarap semua opportunity di pasar dan majukan negara. Termasuk inklusi keuangan serta banyak program sosial juga," kata Niki.

Menurutnya, semakin banyak masyarakat miskin mendapat akses keuangan, bisa menjadi katalis ekonomi negara. Dia pun menegaskan, bila fintech berjalan sendiri tanpa bank, maka sulit bertahan.

"Kita lihat saja kalau di pasar uang AS dan Eropa semua pemain besar tidak jalan sendiri. Semua kolaborasi bahkan ada fintech peer to peer lending yang awalnya jalan sendiri tapi ujungnya kerja sama dengan bank juga," kata Niki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement