Jumat 22 Sep 2017 14:09 WIB

'Jumlah Tangkapan Ikan Bisa Tutupi Kegagalan Panen'

Pekerja merebus ikan dengan air garam di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (21/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja merebus ikan dengan air garam di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Berbagai potensi sumber daya yang dimiliki sektor kemaritiman nasional dapat digunakan dengan cara yang inovatif serta kreatif guna membantu menanggulangi dampak kekeringan di berbagai daerah.

"Jumlah tangkapan ikan bisa digunakan untuk menutupi kegagalan panen di sektor pertanian akibat kekeringan," kata Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim, di Jakarta, Jumat (22/9).

Menurut Abdul Halim, hal tersebut dapat digunakan terutama untuk daerah kekeringan yang dekat dengan wilayah pantai seperti kawasan pesisir agar distribusi ikan juga lebih lancar.

Sejumlah pemda seperti Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan pemantauan daerah rawan kekeringan, guna mengantisipasi gagal panen padi selama kemarau. "Hasil pemantauan sementara kita belum menemukan dan menerima laporan lahan pertanian mengalami kekeringan yang akan merugikan petani," kata Kepala Dinas Pertanian Kepulauan Babel Toni Batubara di Pangkalpinang, Selasa (19/9).

Toni mengatakan dalam mengantisipasi gagal panen selama musim kemarau tahun ini, pihaknya juga mengintensifkan koordinasi lintas sektor.

Sementara itu, Pemprov Gorontalo telah menyiapkan benih, untuk menggantikan tanaman jagung milik petani yang mengalami gagal panen, akibat banjir atau kekeringan. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Muljadi Mario, Kamis (14/9), menuturkan, benih jagung tersebut untuk kebutuhan petani dalam menghadapi musim tanam jelang akhir tahun ini.

Melalui APBD Perubahan 2017, pemerintah telah mengusulkan benih untuk luasan kurang lebih 1.000 hektare, dan saat ini masih dalam tahap pembahasan. Jika sudah disahkan akan langsung dibagikan ke petani yang tersebar di kabupaten/kota.

Sedangkan Pemprov Jatim menginstrusikan jajarannya agar melakukan penanganan bencana kekeringan di wilayah Jatim dengan cepat sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih bisa segera mendapatkan pelayanan. "Kondisi alam yang tidak bisa diatasi dengan sumur bor, jadi perlu pasokan air bersih. Itu kami minta dikirim dan diatasi semua," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di Kediri, Rabu (20/9) malam.

Wagub mengatakan dari laporan yang masuk ke Pemerintah Provinsi Jatim, jumlah daerah yang dilanda kekeringan setiap tahun berkurang. Jika dahulu hingga 600 desa yang dilaporkan mengalami kekeringan, lambat laun berkurang menjadi sekitar 400 desa dan dari laporan yang terakhir tinggal sekitar 200 desa yang memerlukan bantuan.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan sebanyak 2.000 tangki air bersih untuk membantu masyarakat yang daerahnya dilanda kekeringan pada musim kemarau kini. "Kami sudah menyediakan 2.000 tangki air bersih untuk menyuplai daerah-daerah yang kini kesulitan air seperti di Kabupaten Wonogiri, Banjarnegara, Banyumas, dan Kebumen," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa.

Ganjar mengungkapkan berdasarkan data yang ada, terdapat 275 kecamatan yang terdiri dari 1.254 desa di 30 kabupaten/kota di Provinsi Jateng yang saat ini dilanda kekeringan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement