REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Aset bank syariah di Uni Emirat Arab (UEA) senilai 144 miliar dolar AS dapat membantu mendorong pertumbuhan industri halal di negara tersebut. Diketahui, tujuh bank syariah telah mewakili hampir seperlima aset dari total aset yang dimiliki oleh seluruh perbankan di UEA.
Berdasarkan data statistik Bank Sentral UEA, aset bank syariah tumbuh 6,9 persen year on year menjadi 528,6 miliar dirham UEA pada Juli 2017 dibandingkan dengan Juli 2016 yang mencapai 494,5 dirham UEA. Sementara, aset bank konvensional tumbuh 4,1 persen year on year menjadi 2,1 miliar dirham UEA pada Juli 2017. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada Juli 2016 yang sebesar 2,02 dirham UEA. Hal ini menunjukkan, aset bank syariah tumbuh 59,42 persen lebih cepat daripada bank konvensional pada Juli 2016 dan Juli 2017.
"Aset dan tingkat pertumbuhan pembiayaan yang lebih tinggi membuat bank-bank syariah memiliki kemampuan untuk mendanai industri halal, sekaligus mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah," ujar Direktur Orange Fairs and Events Raeess Ahmed dilansir Trade Arabia, Selasa (19/9).
Pada dasarnya, bank-bank syariah terlibat dalam pembiayaan dan pinjaman yang berbasis aset sehingga terlindung dari risiko spekulasi dan krisis ekonomi, seperti yang terjadi saat krisis keuangan global pada 2008-2009. Pembiayaan berbasis aset ini membuat bank-bank syariah mampu mengatasi tekanan dengan margin yang lebih besar dibandingkan bank-bank konvensional. Saat krisis terjadi, banyak bank konvensional yang jatuh dan harus diselamatkan oleh pemerintah.
Pembiayaan bank syariah untuk individu tumbuh 5,3 persen year on year pada Juli 2017. Sedangkan, pertumbuhan bank konvensional mencapai 1,5 persen year on year pada Juli 2017. Ahmed mengatakan, hal ini menunjukkan bahwa sektor kartu pembiayaan syariah tumbuh pada tingkat yang lebih tinggi ketimbang pertumbuhan kartu kredit di bank konvensional. Selain itu, data tersebut juga menunjukkan, pertumbuhan pembiayaan syariah jauh lebih kuat dibandingkan dengan bank konvensional.
"Secara efektif ini membuktikan bahwa pembiayaan di sektor industri halal naik lebih tinggi daripada sektor non halal, seperti yang terlihat pada kuartal I 2017," kata Ahmed.
Pembiayaan bank syariah di sektor bisnis dan industri tumbuh 6,5 persen year on year menjadi 154,7 miliar dirham UEA pada Juli 2017. Sedangkan pertumbuhan di bank konvensional sebesar 2,1 persen year on year menjadi 574,7 miliar dirham UEA pada Juli 2017. Hal ini menunjukkan, pertumbuhan pembiayaan bank syariah di industri halal dan sektor bisnis tetap lebih tinggi.
"Ini juga mencerminkan semakin pentingnya UEA sebagai pusat ekonomi halal global," ujar Ahmed.
Ahmed mengatakan, produk halal saat ini banyak diterima oleh masyarakat non-Muslim karena dinilai lebih sehat dan higienis. Dengan demikian, istilah produk halal kini sudah memiliki konsep yang lebih universal.