Sabtu 09 Sep 2017 20:24 WIB

KTT OKI, Indonesia Usung Teknologi Pangan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika tiba di Kazakhstan, Jumat (8/9). Kalla berada di Kazakhstan untuk mengikuti acara Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam pada Ahad (10/9) besok.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika tiba di Kazakhstan, Jumat (8/9). Kalla berada di Kazakhstan untuk mengikuti acara Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam pada Ahad (10/9) besok.

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Natsir mengatakan pada KTT OKI yang akan diselenggarakan, Ahad (10/9) besok, Indonesia akan mengedepankan teknologi pangan di depan para pimpinan negara negara islam. Natsir menilai, ketahanan pangan merupakan hal yang penting di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

Natsir menegaskan ke depan Indonesia ingin menjadi motor penggerak dalam bidang riset di bidang teknologi pangan. Ia menilai, teknologi pangan hingga saat ini sedang berkembang baik di Indonesia, mulai dari pengembangan varietas baru dan juga mekanisme pengolahan pangan dan ketahanan pangan.

"Ini sangat penting ke depan Indonesia memang harus menjadikan motor penggerak dalam riset bidang teknologi bidang pangan," ujar Natsir saat ditemui usai melakukan pertemuan tingkat menteri dengan negara negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam di Kazakhstan, Sabtu (9/9).

Natsir menjelaskan selain membahas secara rinci tentang teknologi pangan, Indonesia juga mengedepankan pembahasan mobilitas pelajar (student mobility) dan pengembangan water management

Ia juga mengatakan isu soal kelautan dan kedaulatan maritim juga menjadi poin pembahasan dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut esok. “Kami akan lebih menguatkan ke pembahasan implementatif. Misal dalam soal pendidikan kan memang kita sudah lebih dulu melakukan pertukaran dosen dan pelajar ke Kazakhstan," ujar Natsir.

Ia juga mengatakan dalam bidang maritim dan kelautan banyak negara OKI yang memiliki teknologi dan kemajuan dalam bidang maritim dan kelautan. Ia mengatakan hal ini bisa menjadi peluang kerjasama untuk bisa memperkuat potensi maritim dan kelautan Indonesia.

"Dalam hal ini sudah kita lakukan pembicaraan tentang perkembangan maritim baik biodiversity nya maupun konekting yg terkait dengan perkapalan," ujar Natsir.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement