REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) direncanakan menyerahkan bantuan benih bibit padi unggul jenis IPB-3S kepada sejumlah kepala daerah yang telah berkomitmen dalam pengembangan varietas tersebut di daerahnya.
Bantuan benih bibit padi unggul IPB-3S diserahkan pada rangkaian Sidang Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-54 IPB, di Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/9).
Varietas padi IPB-3S merupakan hasil inovasi dari Dr Hajrial Aswidinoor, peneliti dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, dan sudah diresmikan sejak lima tahun yang lalu melalui SK Menteri Pertanian tentang pelepasan varietas.
Keunggulan dari varietan IPB-3S adalah panen rata-rata tujuh ton per hektare, potensi bisa sampai 11,2 ton per hektare, tahan hama tungro, baik ditanam pada lahan irigasi atau tadah hujan, dan jumlah gabah per malai kurang lebih 223 butir.
Dalam Sidang Terbuka Dies Natalis IPB yang mengangkat tema "Pengarusutamaan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan Indonesia", Presiden Jokowi menyampaikan orasinya.
Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto MSc mengatakan tahun menentukan IPB berperan sebagai penggerak prima pengarusutamaan pertanian dalam pembangunan di Indonesia.
"Dalam kegiatan Dies Natalis ke-54 IPB ini, kami menginginkan agar para pemangku kebijakan dan pihak-pihak terkait lainnya untuk menempatkan isu dan persoalan pertanian dan pangan ini menjadi fokus bersama demi terwujud kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia," kata Herry.
Herry menegaskan momentum Dies Natalis ke-54 IPB juga diharapkan dapat diisi dengan rangkaian kegiatan yang dapat membawa seluruh sivitas akademika, para alumni, para pemangku kepentingan, dan masyarakat Indonesia untuk dapat mengingat kembali sejarah dan latar belakang berdiri IPB.
Ia mengatakan, IPB didirikan dengan gagasan dan visi para pendiri bangsa Indonesia yang memandang bahwa pendidikan tinggi pertanian amat penting dalam mewujudkan bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera.
"Melalui pendidikan pertanian, akan dihasilkan teknologi budi daya yang baik, inovasi teknologi pertanian, dan berbagai pemikiran sebagai dasar kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani," kata Herry.
Lebih lanjut Herry mengatakan, IPB dituntut untuk memberikan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi oleh bangsa pada khususnya maupun umat manusia pada umumnya.
"IPB juga harus selalu meningkatkan relevansi program akademik yang dijalankannya," kata Herry.
Karena itu, lanjutnya, IPB telah menetapkan agenda riset yang meliputi pangan, energi, ekologi, penanggulangan kemiskinan dan biomedis.
Menurutnya, dengan agenda riset ini, IPB dapat lebih mudah mengarahkan tema penelitian sehingga konvergen untuk menghasilkan inovasi dan rekomendasi kebijakan yang berguna dalam memberikan solusi bagi berbagai persoalan bangsa.
"IPB menyadari bahwa inovasi merupakan bagian yang sangat penting dalam era global," katanya lagi.
Herry menambahkan, sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, IPB selalu berkomitmen tinggi untuk menghasilkan inovasi yang berguna untuk bangsa dan negara. "Karena inovasi telah terbukti menjadi penggerak perekonomian di banyak negara," kata Herry.
Sidang terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-54 IPB dihadiri sejumlah pejabat dan berbagai instansi, selain ribuan akademisi IPB baik mahasiswa maupun dosen. Tampak hadir Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, serta Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.