REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLTU Jawa 4 ditargetkan akan selesai pada Mei 2021. Pembangkit dengan kapasitas 2 x 1.000 MW dilaksanakan oleh konsorsium PT Bhumi Jati Power yang terdiri dari Sumitomo Corp (50 persen), Kansai Electric (25 persen), dan PT United Tractors Tbk (25 persen) dengan nilai investasi sekitar USD 4 miliar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Kamis (31/8), melakukan //groundbreaking// proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 4 di Jepara, Provinsi Jawa Tengah. PLTU Jawa 4 merupakan bagian dari proyek ketenagalistrikan 35.000 MW. //Groundbreaking// ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik dan menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
"Proyek PLTU Jawa 4 akan memberi manfaat langsung kepada masyarakat, di antaranya melalui penyediaan lapangan kerja maupun lapangan usaha bagi masyarakat sekitar," ujar Jonan melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika, Kamis (31/8).
Jonan menjelaskan, pelaksanaan proyek dilakukan dengan skema build, operate and transfer (BOT) dengan off taker PT PLN (Persero). Perjanjian jual beli listrik telah dilaksanakan pada 21 Desember 2015 dengan jangka waktu 25 tahun setelah operasi komersial proyek.
PLTU Jawa 4 mengadopsi Teknologi Ultra Super-Critical (USC) dengan tekanan uap utama sebesar 26 Mpa dan suhu 605 derajat. Sebagai hasil dari teknologi USC, pembakaran akan lebih efisien karena material dikonversikan dengan panas dan tekanan yang lebih tinggi. Pada kondisi ini, CO2 dan emisi gas lainnya akan berkurang akibat turunnya konsumsi batu bara.
Sebagai perlindungan serta pemberdayaan terhadap tenaga kerja setempat, Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 46 Tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan. Pemberlakuan standar kompetensi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan keselamatan ketenagalistrikan.