REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi bergerak menguat sebesar 15 poin menjadi Rp 13.332 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.347 per dolar AS.
"Berkurangnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (The Fed) masih menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi rupiah di area positif," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (15/8).
Ia menambahkan bahwa sentimen dari eksternal, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi Jepang yang didorong kenaikan konsumsi dan belanja modal memberi harapan positif bagi ekonomi di kawasan Asia.
Dari dalam negeri, lanjut dia Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2017 yang mencatat surplus sebesar 0,7 miliar dolar AS turut memberi harapan perekonomian Indonesia tetap stabil ke depannya.
Ia menambahkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2017 yang diperkirakan juga melanjutkan tren surplus turut menjadi salah satu faktor yang menopang pergerakan rupiah di area positif.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara membuat sebagian investor mulai beralih dari aset-aset mata uang "safe haven" ke negara berkembang.
"Meredanya konflik geopolitik di semenanjung Korea membuat aset-aset di negara berkembang, terutama Indonesia kembali diminati," katanya.