Sabtu 12 Aug 2017 02:09 WIB

Investor Pasar Modal Tembus 1 Juta SID, Didominasi Kaum Muda

Red: Nur Aini
 Pengunjung mengamati layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (7/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengunjung mengamati layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses instrumen investasi di pasar modal agar pertumbuhan industri pasar modal terus terjaga.

"Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia dapat membantu menjaga pertumbuhan industri," ujar Direktur Utama KSEI Friderica Widyasari Dewi dalam "Peringatan 40 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia" di Jakarta, Jumat (11/8).

Ia memaparkan bahwa hingga pertengahan 2017 ini, KSEI mencatat beberapa peningkatan kinerja operasional. Jumlah Single Investor Identification (SID) meningkat 14,7 persen dari 894.116 per tahun 2016 menjadi 1.025.414 per Juli tahun 2017. "KSEI mencatat rekor baru untuk jumlah investor pasar modal Indonesia yang telah menembus angka 1 juta. Jumlah itu merupakan jumlah SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, Surat Berharga Negara (SBN), dan Efek lain yang tercatat di KSEI," ujarnya.

Dari segi demografi, Friderica mengatakan bahwa profil investor yang tercatat berdasarkan data KSEI per 31 Juli 2017 sebagian besar merupakan berusia 21-30 tahun dan investor berusia 31-40 tahun, yang masing-masing sebesar 25 persen. "SID individu didominasi oleh investor dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 59 persen," katanya.

Secara komposisi, ia mengemukakan bahwa sebagian besar investor pasar modal Indonesia merupakan investor perorangan lokal, dengan jumlah mencapai 993.181 investor atau 96 persen dari total jumlah investor. Sejalan dengan semangat untuk turut mengembangkan pasar modal Indonesia, Friderica mengatakan KSEI selaku lembaga penyimpanan dan penyelesaian melakukan serangkaian pengembangan infrastruktur untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor dan pelaku pasar. "Hal itu sejalan dengan upaya OJK dan Self Regulatory Organization (SRO) pasar modal untuk meningkatkan jumlah investor, khususnya investor lokal," ujarnya.

Dalam rangka mendukung kemudahan berinvestasi, Fridericai mengatakan pihaknya memberikan kemudahan pembukaan rekening efek, di mana pembukaan dapat dilakukan oleh perbankan. "Hal ini diharapkan dapat semakin membuka akses masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, karena jaringan perbankan yang lebih luas dan telah mencapai daerah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement