Rabu 09 Aug 2017 13:47 WIB

Laba Bersih BSM Tumbuh 8 Persen Hingga Kuartal II 2017

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Karyawan melayani nasabah di Banking Hall Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Pasar Baru, Jakarta, Kamis (27/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Karyawan melayani nasabah di Banking Hall Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Pasar Baru, Jakarta, Kamis (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat laba bersih tumbuh sebesar 8 persen menjadi Rp 181 miliar dibanding Rp 167,64 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Direktur BSM, Choirul Anwar, kinerja positif itu sejalan dengan implementasi lima strategi utama Mandiri Syariah, yakni pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan, penyelesaian kualitas pembiayaan, peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income, produktivitas, dan kontribusi marjin.

“Alhamdulillah strategi yang dijalankan membuahkan hasil,'' kata Choirul Anwar dalam paparan kinerja BSM Kuartal II 2017 di Mandiri Inkubator Bisnis, Jakarta, Rabu (9/8).

Pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di antaranya tercermin dengan peningkatan aset, pembiayaan berkualitas, dan komposisi dana murah. Hingga Juni 2017 pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 58,06 triliun atau tumbuh 10,16 persen dibanding Rp 52,71 triliun pada kuartal II 2016.

Adapun dana pihak ketiga (DPK), tumbuh 13,34 persen menjadi Rp 72,30 triliun dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp 63,79 triliun. "Mayoritas DPK adalah dana murah dengan komposisi sebesar 51,11 persen yang terdiri dari Giro dan Tabungan," kata Choirul.

Fee Based Income (FBI) sampai dengan Juni 2017 mencapai Rp 469 miliar, tumbuh 10,95 persen dibandingkan posisi kuartal II 2016 yang sebesar Rp 423 miliar. Sementara itu aset tercatat Rp 81,90 triliun atau tumbuh 13,72 persen dibandingkan posisi Juni 2016.

BSM saat ini merupakan bank umum kelompok usaha (BUKU) III dengan ekuitas Rp 6,57 triliun. Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga pada level 14,37 persen yang meningkat dibanding posisi Juni 2016 sebesar 13,69 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement