Selasa 08 Aug 2017 15:12 WIB

Diprotes, Gula Rafinasi Menumpuk di Gudang Distributor

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Puluhan ton gula rafinasi menumpuk di gudang distributor/pedagang di sekitar Pelabuhan Cirebon, Kamis (3/8).
Foto: dok. APTRI Jabar
Puluhan ton gula rafinasi menumpuk di gudang distributor/pedagang di sekitar Pelabuhan Cirebon, Kamis (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani yang tergabung dalam DPD Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar memprotes masuknya puluhan ton gula rafinasi di gudang distributor/pedagang di sekitar Pelabuhan Cirebon. Apalagi, hal tersebut justru terjadi di saat ribuan ton gula petani tebu tak laku terjual.

 

Sekretaris DPD APTRI Jabar Haris Sukmawan mengatakan, fakta itu terungkap dari hasil sidak yang dilakukan tim DPD APTRI Jabar ke sebuah gudang distributor (pedagang) di Jalan Benteng di sekitar Pelabuhan Kota Cirebon, Kamis (3/8) pukul 08.00 WIB-11.00 WIB. Di gudang itu, tim menemukan ada sekitar 40 hingga 50 ton gula rafinasi yang menumpuk.

 

"Saat kami menanyakan DO-nya (Delivery Order), ternyata tidak ada," kata pria yang akrab disapa Wawan itu kepada Republika.co.id, Selasa (8/8).

 

Wawan mengatakan, DPD APTRI kemudian mengajak aparat kepolisian untuk mengecek tumpukan gula rafinasi itu pada Kamis(3/8) malam. Namun ternyata, gula rafinasi tersebut telah dipindahkan sehingga tidak ada barang bukti fisik yang bisa ditunjukkan kepada polisi. "Tapi, kami punya foto-fotonya," tegas Wawan.

 

Selain menumpuk di gudang itu, gula rafinasi juga diketahui beredar di pasar konsumsi. Salah satunya di Pasar Baru Kuningan beberapa waktu lalu.

 

Tim DPD APTRI Jabar pun menemukan gula dengan kemasan merk PT Angels Product di salah satu supermarket. Gula itu diduga gula rafinasi yang dikamuflasekan menjadi kemasan gula kristal putih. Dugaan tersebut mencuat karena perusahaan tersebut merupakan pabrik gula rafinasi.

 

Menghadapi hal itu, ratusan petani tebu pun menggelar demo ke Kantor Dinas Perdagangan Kabupaten/Kota Cirebon, Selasa (8/8). Pasalnya, instansi itulah yang seharusnya mengawasi peredaran gula rafinasi maupun gula konsumsi. Hingga berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement