REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Program technopreneurship di kampus rupanya memberi dampak positif terhadap kemampuan lulusan untuk bergerak dalam sektor e-commerce. Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional Universitas AMIKOM Yogyakarta Erik Hadi Saputra mengatakan, di kampusnya bahkan pengenalan terhadap digital technology telah diperkenalkan sejak dini.
"Di awal kita ubah mindsetnya menjadi seorang technopreneur," kata dia, Kamis (3/8). Kemudian dilanjutkan dengan program karakter positif.
Intinya, kata dia, pada semester awal dilakukan pembinaan terhadap karakter personal mahasiswa. Lalu pada tahapan selanjutnya, pihak kampus telah menyiapkan satu konsep lingkungan digital teknologi untuk membiasakan para mahasiswa dan menumbuhkan semangat menjadi seorang technopreneur. "Semua harus mereka dapatkan. Setelah itu baru mereka fokus pada bidang e-commerce," katanya.
Fokus pada e-commerce ini didasarkan pada minat masing-masing para mahasiswa. Dalam tahap ini, mahasiswa diajak untuk memahami fokus tema yang dipilih, baik dari sisi hukum, bahasa yang digunakan, ekonomi dan budaya.
Diakui Erik, adanya program technopreneurship berdampak besar. Program yang sudah ada sejak 23 tahun lalu ini rupanya telah menelurkan mahasiswa berprestasi. Pada, semester tiga, banyak yang telah memiliki bisnis e-commerce yang pendapatannya melebihi pendpaatan dosesn-dosennya.
"Bisa sebulan dapat Rp 100 juta. Tetapi memang di bisnis e-commerce harus punya ketekunan dan bagaimana memaksimalkan potensi," ujarnya.
Sementara itu Anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Anthony Leong mengatakan, pihaknya kerap melakukan pelatihan-pelatihan terkait e-commerce termasuk digital teknolgi di dalamnya, meski belum terstruktur.