Rabu 02 Aug 2017 22:29 WIB

Danamon Andalkan Tiga Produk Syariah

Rep: Iit Septyaningsih / Red: Maman Sudiaman
Direktur Operations Syariah PT Bank Danamon Indonesia Herry Hykmanto berbincang dengan Direktur dan Redaksi Republika saat melakukan kunjungan di Kantor Republika, Rabu (2/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Operations Syariah PT Bank Danamon Indonesia Herry Hykmanto berbincang dengan Direktur dan Redaksi Republika saat melakukan kunjungan di Kantor Republika, Rabu (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia telah mengembangkan produk syariah melalui Unit Usaha Syariah (UUS) yang biasa disebut Danamon Syariah. Perseroan pun mengandalkan tiga produk syariah utamanya.

Direktur Operations & Sharia Banking Herry Hykmanto menyebutkan, ketiga produk tersebut yakni Tabungan BISA Umrah' ib, Proteksi Prima Amanah, serta Leasing Syariah. "Produk kami disesuaikan dengan kebutuhan. Misal Tabungan BISA, ada untuk mewujudkan niat suci ibadah umrah," jelasnya kepada Republika, Rabu, (2/8). Ia mengungkapkan, per Juli 2017 jumlah tabungan itu sekitar 5.000 rekening.

Selanjutnya, Proteksi Prima Syariah, ujarnya, merupakan asuransi jiwa berjangka waktu yang menggunakan prinsip syariah. Di sini, nasabah akan terlindung dari risiko hilangnya pendapatan dan munculnya dampak finansial akibat kejadian tidak terduga seperti kematian atau cacat total permanen.

"Ternyata banyak sekali masyarakat Indonesia membutuhkan asuransi syariah. Dari 2005, sebelum orang pada jual bank insurance, Danamon sudah jual dan laku. Waktu bikin bank insurance syariah ternyata laku keras lebih dari konvensional," jelas Herry.

Ia menyebutkan, sampai Juli 2017 nasabah Proteksi Prima Syariah Bank Danamon sudah mencapai 4.000. Angka tersebut masih didominasi oleh nasabah dari Jakarta.

Sementara Leasing Syariah, Herry menjelaskan, produk itu merupakan sewa menyewa untuk kebutuhan investasi maupun modal kerja dengan prinsip syariah Ijarah Muntahiyat Bit Tamlik (IMBT). Leasing ini nantinya diakhiri dengan perpindahan kepemilikan di akhir masa sewa.  "Produk Leasing Syariah bagus sekali. Banyak pengusaha Chinnese yang beli, karena mereka kan ingin ekspansi usaha tapi selalu ditanya jaminannya. Dengan leasing ini seolah nyewa tapi lama-lama bertambah kepemilikannya," tuturnya. Total pembiayaan Leasing Syariah Bank Danamon sekitar Rp 500 miliar per Juli 2017.

Herry menegaskan, saat ini perseroan fokus pada tiga produk itu. "Kita coba buat produknya mudah dan simpel agar masyarakat mau pakai, kalau sudah masyarakat pakai baru kita tambah produk sesuai kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Ia menyebutkan, kini Bank Danamon sudah mempunyai 10 cabang Danamon Syariah. Meski begitu, ketiga produk tersebut ditawarkan pula melalui 475 cabang perseroan di seluruh Indonesia. Menurutnya, walau masyarakat Indonesia mayoritas Muslim, namun kalau ditanya produk perbankan, mereka cenderung mencari yang paling murah dan cepat. Bahkan tidak peduli apakah itu bank syariah atau konvensional.

"Jadi mereka harus tahu dulu kalau produk syariah unggul baru mau dipakai," ujarnya.

Herry bercerita, pangsa pasar ekonomi Syariah di Timur Tengah kini menembus 60 persen, padahal sebelumnya sempat kesulitan pula mengembangkannya.  "Waktu saya tanya apa kunci kesuksesan itu ke mereka. Mereka bilang, kuncinya bukan menjual syariahnya melainkan jual unggulannya," tegas Herry.  Maka, kata dia, kalau bank syariah mau besar, caranya bukan lagi bersaing dengan sesama perbankan syariah melainkan dengan konvensional.

Dirinya berharap, Danamon Syariah akan semakin besar. Ia menyebutkan total aset Danamon Syariah kini sekitar Rp 4 triliun, sebelumnya hanya Rp 600 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement