REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Harga berbagai kebutuhan pokok belakangan ini terus melonjak. Dari pemantauan di beberapa pasar di Purbalingga, selain harga garam yang sejak beberapa waktu melalu mengalami kenaikan tinggi, harga telur dan beras juga ikut mengalami lonjakan.
''Kenaikan harga beberapa kebutuhan masyarakat ini, disebabkan beberapa faktor,'' jelas Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga Johan Arifin, Sabtu (30/7).
Seperti harga beras, jenis IR 64 premium maupun medium naik Rp 500 per kg. Beras IR 64 premium yang pekan sebelumnya masih dihargai Rp 9.000 per kg, saat ini naik menjadi Rp 9.500 per kg. Sedangkan jenis IR 64 medium, naik dari Rp 8.000 menjadi Rp 8.500 per kg.
Menurutnya, kenaikan harga beras saat ini terjadi karena hasil panen petani pada musim sadon kali ini tidak optimal. Selain karena serangan hama tikus, di banyak tempat juga diserang hama wereng yang menyebabkan hasil panen turun drastis.
Sementara untuk harga telur, Johan menyebutkan mengalami kenaikan karena produksi dari peternaknya sedang turun. Sementara kebutuhan masyarakat sedang mengalami lonjakan, karena banyak yang sedang memiliki hajatan.
Dari pemantauan, harga telur ayam ras yang pekan lalu dihargai Rp 21.000 per kg, saat ini naik menjadi Rp 23.000 per kg. Seorang penjual bahan kebutuhan masyarakat di Pasar Mandiri Purbalingga, Gotin, kenaikan hara telur karena saat ini banyak masyarakat yang sedang membutuhkan. ''Menjelang Idul Adha, banyak warga yang hendak beangkat haji membeli telur untuk slametan. Selain itu banyak juga orang yang sedang punya hajat,'' katanya.
Menurutnya, sekitar tiga pekan lalu, dia masih menjual telur ayam ras dengan harga Rp 20 ribu per kg. Namun sejak dua pekan lalu, harga telur dari pemasoknya mengalami kenaikan sehingga dia pun ikut menaikkan harga eceran.
Mengenai harga garam, Kepala Pasar Segamas Purbalingga Suyadi mengatakan hingga kini harga garam di pasaran masih belum turun ke harga semula. Paket garam yodium halus isi 10 bungkus yang sebelumnya hanya dijual Rp 6.000, saat ini melonjak menjadi Rp 10 ribu. Itu pun dengan bobot yang jauh berkurang, lebih dari separuh dari bobot semula.
Meski demikian Suyadi menyebutkan, ada juga berapa kebutuhan masyarakat yang mengalami penurunan harga. Antara lain bawang merah turun dari Rp 30.000 menjadi Rp 27.000 per kg, bawang putih kating turun Rp 50.000 per kg menjadi Rp 42.000 per kg, dan minyak goreng curah turun dari Rp 11.500 menjadi Rp 11.000 per kg.
''Untuk harga komoditas cabe dan daging, saat ini masih stabil. Cabe rawit merah masih dijual seharga Rp 40.000 per kg dan daging sapi Rp 120 ribu per kg. Demikian juga daging ayam ras masih dijual seharga Rp 30 ribu per kg,'' katanya.