Jumat 28 Jul 2017 11:43 WIB

Jonan Temui Pihak Exxon Mobile di Amerika

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri ESDM Ignasius Jonan
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Menteri ESDM Ignasius Jonan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Ignasius Jonan dalam kunjungan ke Amerika mengagendakan bertemu dengan pihak Exxon Mobile sebagai salah satu KKKS yang selama ini mengoperasikan blok cepu dan termasuk mantan anggota konsorsium Blok East Natuna. Dalam pertemuan tersebut, Jonan dan Exxon membahas terkait potensi migas yang ada di Indonesia dan juga membahas peluang peningkatan kapasitas produksi oleh Exxon.

Jonan menyampaikan, Exxon Mobil Cepu Limited (ECML) diharapkan mampu meningkatkan produksi lapangan Banyu Urip hingga 300 ribu barel minyak per hari (BOPD) dari semula sekitar 200 ribu BOPD. "Dengan peningkatan produksi, saya harap mampu memberikan efek ganda bagi daerah sekitar melalui pengembangan perusahaan nasional dan lokal, membuka lapangan pekerjaan hingga pengembangan masyarakat," harap Jonan melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/7).

Jonan mengharapkan Exxon Mobil bisa menjadikan sektor hilir sebagai lahan investasi baru di Indonesia, seperti membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau pengembangan aromatik di Indonesia. Saat ini, PT Exxon Mobil Lubricants Indonesia (PT ELMI) mewakili perusahaan Exxon Mobil yang mengembangkan sektor hilir dan petrokimia.

Jonan juga berdiskusi dengan Imran Kizilbash, SVP Schlumberger Venture Fund Schlumberger Limited membahas rencana investasi baru dalam pengembangan lapangan migas. Pihak Schlumberger sendiri menawarkan dua cara dalam meningkatkan kegiatan eksplorasi dan produksi migas di Indonesia, yaitu melalui multiclient survey di daerah yang disetujui oleh pemerintah khususnya di daerah timur offshore dan manajemen pengelolaan data hulu migas.

Di samping sebagai penyedia barang dan jasa di sektor migas, Schlumberger juga mempunyai program investasi dalam pengembangan lapangan migas seperti yang telah dilakukan di Amerika Latin sebesar USD 4,6 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement