Kamis 27 Jul 2017 12:22 WIB

Jokowi: Ekspor Sulit, Investasi Harus Lebih Mudah

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo
Foto: EPA/Made Nagi
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian global yang belum memperlihatkan perbaikan secara signifikan berdampak pada nilai ekspor Indonesia. Rendahnya nilai ekspor dalam dua tahun ke belakang cukup berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara nasional. Untuk memjaga laju ekonomi tetap bagus, pemerintah mencoba menunjangnya dengan perbaikan di sektor investasi.

"Oleh sebab itu, Kalau ekspor sulit digenjot, yang satunya kita masih punya peluang yaitu di investasi. Mendatangkan investor dan investasi di daerah kita, di provinsi, kabupaten kita. Ini jadi kunci pertumbuhan ekonomi," kata Joko Widodo, di Jakarta, Kamis (26/7).

Jokowi menjelaskan, pangsa pasar ekspor tradisional seperti Amerika dan Eropa masih jauh dari harapan. Sedangkan pasar non-tradisional juga belum memperlihatkan penyerapan ekspor yang signifikan.

Guna menanggulangi ini, kemudahan izin untuk meningkatkan investasi harus terus diperbaiki. Urusan kecepatan perizinan di setiap daerah mesti ditingkatkan.

"Ngurus izin bulanan itu udah ndak, minggu saja ndak. Harusnya sudah ndak hari. Harusnya juga sudah tidak. Zaman IT gini ngurus itu masih minggu, bulan, apalagi tahun. Sangat memalukan," ujarnya.

Mantan wali kota Solo ini meminta agar perizinan bisa dilakukan dalam hitungan jam. Contoh nyata adalah perizinan di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) bisa memberikan hingga sembilan izin dalam kurun waktu tiga jam.

Sembilan perizinan ini di antaranya Izin investasi, akta perusahaan dan NPWP, TDP, rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing, izin mempekerjakan tenaga kerja asing, angka pengenal importir produsen, nomor induk kepabeanan, dan surat keterangan informasi ketersediaan lahan.

Dengan luas daerah yang lebih kecil, Pemda seharusnya bisa memberikan izin lebih cepat daripada BKPM pusat. Jika Indonesia masih memberikan izin dalam waktu lama semisal mingguan, dia mengatakan maka investor akan menertawakan Indonesia.

"Ekspor memang sulit karena pasar, yang investasi ini sebetulnya di depan pintu kita ini sudah ngantri berbondong-bondong investasi di negara kita. Problemnya ada di kita sendiri, masalahnya ada di dalam kita sendiri, yang ruwet karena banyaknya peraturan, yang ruwet karena kita tidak bisa buat sistem yang cepat untuk melayani investasi," kata Jokowi.

Dia sangat meminta agar pemda bisa mengerti akan pentingnya kemudahan izin guna menunjang jumlah investasi. Bukan hanya di pemerintah pusat, tapi juga di daerah yang lebih banyak dilirik oleh investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement