Selasa 25 Jul 2017 16:25 WIB

Garam Langka, JK Kirim Pesan Ini untuk Menteri Susi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Petani memanen garam (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petani memanen garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketersediaan garam konsumsi mulai langka akibat gagal panen yang terjadi pada 2016 dan 2017. Kelangkaan garam ini membuat banyak industri gulung tikar karena kehabisan bahan baku.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, semestinya kebutuhan garam konsumsi bisa dipenuhi dari dalam negeri. Sebab, Indonesia memiliki daerah pantai yang luas. Oleh karena itu, Jusuf Kalla meminta kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan produksi garam konsumsi di dalam negeri.

"Garam konsumsi kita harap dapat dipenuhi dari dalam negeri, Kementerian Kelautan harus memberikan cara-cara untuk meningkatkan produksi garam itu," ujar Jusuf Kalla yang ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (25/7).

Seperti diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Cucu Sutara mengatakan garam yang dikonsumsi masyarakat terancam langka akibat banyak produsen garam konsumsi yang kolaps tak bisa berproduksi karena kehabisan bahan baku. Sebagai contoh, kata dia, di Gresik Jawa Timur terdapat lima industri yang harus mengurangi karyawan akibat tidak adanya bahan baku tersebut. Kondisi serupa juga terjadi di Jawa Tengah.

Berdasarkan data yang ada konsumsi garam di Indonesia per tahunnya sebanyak 3 kg per orang. Jadi, diperkirakan sebanyak 780 ribu ton garam langsung dimakan per tahunnya. Cucu meminta pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi persoalan ini. Terlebih, harga garam di pasaran saat ini harganya naik hingga 10 kali lipat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement