Selasa 17 Oct 2017 15:57 WIB

Indonesia Targetkan tak Lagi Impor Garam pada 2020

Tumpukan garam impor tampak menggunung di sebuah gudang yang terletak di dekat exit tol  Kanci, Kabupaten Cirebon. Foto diambil pada 30 Juli 2017..
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Tumpukan garam impor tampak menggunung di sebuah gudang yang terletak di dekat exit tol Kanci, Kabupaten Cirebon. Foto diambil pada 30 Juli 2017..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pada 2020 Indonesia tidak lagi mengimpor garam karena pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan produksi garam nasional.

Luhut dalam Coffee Morning bersama wartawan di Jakarta, Selasa (17/10), menjelaskan salah satu upaya yang tengah dilakukan pemerintah adalah ekstensifikasi lahan garam di sejumlah lokasi, termasuk NTT yang berpotensi menjadi salah satu sentra garam nasional.

"PT Garam sudah membangun 4.000 hektare di Teluk Kupang, NTT, jadi produksi garam bisa kita genjot," katanya.

Luhut menuturkan, lahan garam di Indonesia sangatlah luas, mencapai lebih dari 30 ribu hektare termasuk lahan milik rakyat. Sayangnya, PT Garam yang juga mengelola ribuan lahan garam itu tidak memaksimalkan lahan tersebut dengan menggandeng swasta.

Pemerintah sendiri, lanjut mantan Menko Polhukam itu, akan menyiapkan infrastruktur untuk mendukung peningkatan produksi garam.  "Undang-Undang menyebut pemerintah menyiapkan infrastruktur sehingga petani bisa dapat air tua dari pemerintah. Itu yang kami lakukan. Tahun depan mungkin ada dana yangbdibutuhkan untuk bangun air tua dan bangun tanggul untuk itu, sudah tidak ada masalah," katanya.

Menurut dia, jika program tersebut berhasil dijalankan, maka kebutuhan garam konsumsi tidak akan menjadi masalah lagi. "Yang kita kejar kemudian garam industri. Kita harap 2019 selesai sehingga 2020 kita tidak perlu impor lagi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement